Sebagai wujud syukur, Serak Gulo rutin digelar di Padang

id serak gulo

Sebagai wujud syukur, Serak Gulo rutin digelar di Padang

Tradisi serak gulo di Padang (Antara)

Tradisi dari masyarakat muslim keturunan India ini dimulai saat etnis India mulai masuk ke pesisir barat Sumatera, tepatnya di Kota Padang, 200 tahun yang lalu,
Padang, (Antaranews Sumbar) - Warga keturunan India di Padang, Sumatera Barat yang tergabung dalam Himpunan Keluarga Muhammadan memandang tradisi tabur gula atau "serak gulo" merupakan wujud rasa syukur atas rezeki yang diterima sepanjang tahun.

"Tradisi dari masyarakat muslim keturunan India ini dimulai saat etnis India mulai masuk ke pesisir barat Sumatera, tepatnya di Kota Padang, 200 tahun yang lalu," kata Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Ali Khan Abu Bakar di Padang, Sabtu.

Selain simbol rasa syukur prosesi tersebut sekaligus digunakan untuk memperingati wafatnya ulama di Nagore, India, yakni Shaul Hamid.

Gula yang dibagikan sebelumnya juga disematkan doa, zikir, serta shalawat. Gula juga digunakan sebagai media pemenuhan nazar atas keinginan yang dipanjatkan, kata Ali.

Menurutnya, tradisi ini sudah melalui proses akulturasi budaya yang panjang bersama budaya setempat, tanpa meninggalkan nilai-nilai dibawa langsung dari daerah asalnya di India yakni di Nagapattinam, Tamil Nadu, India.

"Serak gula" dijalankan ditiga tempat di dunia, selain di Padang tradisi ini juga dilakukan oleh muslim keturunan India di Singapura dan Nagapattinam, Tamil Nadu, India.

Untuk 2018, kata dia sudah dilakukan pada Jumat (16/2) yang disambut meriah oleh masyarakat. Pada kegiatan tersebut pihaknya menaburkan sebanyak enam ton gula yang sudah dibungkus dengan kain perca.

Menurutnya jumlah gula yang dibagikan pada 2018 lebih banyak dibanding perayaan tahun 2017 lalu, yakni empat ton gula. Gula yang dibagikan itu dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Medan, Bengkulu, Jambi, dan Riau.

"Keluarga Muslim keturunan India di luar Kota Padang juga turut menyumbang gula," kata dia.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi mengatakan pihaknya mendukung tradisi ini sebagai agenda pariwisata tahunan.

Pada 2018 ini, lanjutnya, untuk pertama kali Pemkot Padang memberikan bantuan finansial untuk penyelenggaraan festival pelengkap "serak gulo" kemudian juga bantuan penyediaan pengamanan dan tenaga kesehatan pada kegiatan itu.

"Tahun depan kami ingin lebih besar. Kami akan diskusikan lagi dengan keluarga Muhammadan ide apa lagi yang akan digelar, sebagai agenda tahunan Padang," tambah Medi. (*)