Padang, (Antara Sumbar) - Tiga karya tari baru milik koreografer asal Sumatera Barat (Sumbar), Indrayuda, dipentaskan di teater tertutup Taman Budaya Sumbar, pada Jumat malam (23/12).
"Ketiga tari yang dipentaskan sebagai karya tunggal itu digarap pada 2017, sebelumnya pernah dipentaskan di Malaysia, lalu dimantapkan lagi di sini," kata Indrayuda, yang juga dosen Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang (UNP), di Padang, Jumat malam.
Ketiga tari itu adalah "Tari Trick", "Tari Step By Step", dan "Tari Riak Tanah Bundo". Secara umum konsep ketiganya merupakan refleksi dari sosial budaya di Minangkabau, serta Indonesia.
Sinopsis dari tari Trick adalah tentang manusia yang mempunyai obsesi meraih jabatan, kekuasaan, dan ketenaran. Sehingga banyak cara dan intrik-intrik dilakukan untuk mencapai tujuannya.
Tari Trick dibawakan oleh empat penari yaitu Albadri, Roni Apriyanto, Ikrar Dinata, dan Zulmi Irvanda.
Sedangkan Tari Step By Step, mempunyai sinopsis tentang proses pertumbuhan dan perkembangan yang tidak bisa dielakkan. Proses tersebut kadang berliku ibarat menaiki anak tangga pertama, kedua, dan seterusnya, dengan berbagai persoalan di masing-masing tingkatannya.
Namun kebanyakan manusia menjadikan materi sebagai sasaran hidup, karena dinilai bisa membuat bahagia, dan tak jarang juga menimbulkan kegelisahan. Tari ini dibawakan oleh Fabio Yuda, dan Rilla Mustika.
Terakhir adalah Tari Riak Tanah Bundo, dengan sinopsis Ranah Bundo adalah sebutan lain dari wilayah teritorial etnik dan budaya Minangkabau, yang melahirkan sistem kekerabatan Matrilineal (garis keturunan ibu).
Sebagai penganut matrilineal kaum perempuan adalah pewaris kesukuan dan harta benda. Namun pada era kekinian, kearifan telah menepi dalam kaum perempuan di Ranah Bundo.
Tari Riak Tanah Bundo dibawakan dua penari yaitu Feby Tri Rahmanda, dan Gemala Dewi, diiringi Hengki Armes dan tiga pemusik lainnya.
Indrayuda yang mendirikan Tantra Dance Teater pada 1991 itu menyebutkan, ada keistimewaan dari karyanya yaitu mengesampingkan sisi penghafalan gerak.
Jika kebanyakan tari bertitik berat pada penghafalan gerak, pada tiga tari rancangannya ia membebaskan nurani untuk membuat gerak (move) nya sendiri.
"Kepada penari saya tidak mengajarkan gerak, tapi hanya teknik dan konsep. Mereka yang akan menerjemahkannya di atas panggung," jelasnya.
Selain tiga karya milik Indrayuda, malam itu juga disuguhkan komposisi musik "E Dodok Ei" karya Odi Kustilo, dan Randai kreasi yang mengangkat cerita Malin Kundang.
Randai diaktori oleh Fabio Yuda, dengan formasi 10 penari, lima pemusik, dan tiga pendendang. Acara yang dimanajemen oleh Sendratasik Tari 2015 itu tampak dihadiri seratus lebih penonton.
"Seni adalah bagian terpenting yang perlu dikembangkan dan dilestarikan, itulah dasar penyelenggaraan acara ini. Kami berharap semua pihak ikut berperan dalam perkembangan seni Indonesia, khususnya Sumbar," kata Ketua Pelaksana M Lufy Fakhri. (*)
