Digitalisasi Jadi "Nafas Panjang" BPJS-TK Hadapi Generasi Millenial

id #BPJS Ketenagakerjaan #jaminan kecelakaan

Digitalisasi Jadi "Nafas Panjang" BPJS-TK Hadapi Generasi Millenial

BPJS Ketenagakerjaan. (Antara)

Padang - Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dewasa ini telah menjadikan jauh bisa dekat, sulit jadi mudah dan lama menjadi cepat.

Namun, era digitalisasi merupakan tantangan dan juga peluang bagi semua elemen masyarakat dan korporasi dalam berbagai aspek.

Tantangannya adalah bisa tenggelam dan tak berdaya kalau tak mampu mengirinya. Jika itu pada suatu perusahaan tentu bisa berdampak terhadap perjalanan bisnis di masa mendatang.

Bahkan, bisa-bisa gulung tikar bila manajemen di suatu perusahaan tidak cepat menyiapkan "Napas panjang" untuk mengikuti gelombang perubahan tersebut.

Manajemen BPJS Ketenagakerjaan sudah siapkan payung sebelum hujan, artinya sudah menyiapkan nafas panjang untuk menghadapi generasi millenial dengan penerapan layanan multi digitalisasi.

Di antaranya ada aplikasi e-Saldo, BPJSTK Checking, BPJSTK Website, BPJSTK Mobile, e-Registration, e-Payment System.

Sebab konsumen atau nasabah mulai beralih gaya hidupnya dengan kemajuan teknologi dalam pemenuhan kebutuhannya hidup. Inginnya serba instans, mudah, cepat dan efektif serta yang tak kalah pentingnya transparan (keterbukaan).

Ancaman ini jelas terhadap semua lini kehidupan, jika tak bijak, tak kreatif, dan tak inovatif dalam menetapkan langkah, maka berakhir sudah. Bisa juga hanya tinggal kenangan saja.

Kendati dibalik tantangan itu terbuka peluang lebar bagi banyak pihak, baik personal maupun korporasi untuk memanfaatkan perekembangan dan kemajuan IT.

Tentu bukan sekadar bertahan hidup, tapi bisa tumbuh sehat dan berkembang signifikan karena sudah menyiapkan pirantih sesuai dengan kebutuhan jaman now.

Baik dalam membangun peforma perusahaan dari aspek bannefit maupun profitnya. Karena mampu mewujudkan pelayanan prima dan lebih mendekatkan dengan konsumen, klain atau nasabah, tentulah suatu harapan semua orang.

Apalagi berhadapan dengan generasi millenial yang aktivitasnya tidak lepas dari genggamannya telepon pintar atau gawai.

Salah seorang staf administrasi kantor swasta di Padang, Sumatera Barat, Anggi (24) menyampaikan, makin lengkapnya aplikasi dalam program BPJS Mobile sangat efektif dan efesien.

Sebagai pegawai kantoran yang mengurus asuransi tenaga kerja, sangat terbantu sekali karena urusan sudah mudah dan tidak mesti datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, setiap pegawai bisa pula akses langsung pada akun dimilikinya. Hanya tinggal masukan nomor dan kode sudah bisa tersambung langsung.

Sebab, setiap peserta pegawai di perusahaannya sudah punya akun dan kode masing-masing, sehingga kalau ingin mengecek kepesertaan atau saldo yang dimiliki bisa sendiri.

Sistem mobile aplikasi menjadi kebutuhannya sebagai sistem layananan yang bisa menghubungkan dan memudahkan segala aktivitas.

Bahkan, dapat berdampak terbangun saling percaya antara pekerja dengan perusahaan karena sudah serba transparan.

"Yang perlu dioptimalkan bagaimana layanan aplikasi yang ada bisa cepat dan meminimalisir gangguang agar tak mengecewakan peserta ketika mengakses misalnya error," harapnya.

Dalam masyarakat yang hidup di jaman now, jauh dari hidup ribet tetapi maunya simpel, cepat, akuntable dan terbuka.

Peluang ini pula tampaknya yang sudah dipersiapkan BPJS Ketenagakerjaan. Manajemen perusahaan plat merah itu sudah menyiapkan dan mematangkan sistem digitalisasi sebagai menggerakan nadinya.

Tujuannya, tentu guna menjawab kebutuhan generasi milinial yang hidup dan bertumbuh begitu dinamis.

Sebagai salah satu badan publik, BPJS Ketenagakerjaan sudah menyiapkan "nafas panjang" untuk bisa hidup dan survive untuk melanjutkan bisnis perusahaan sesuai perkembangan zaman.

Apalagi perusahaan yang berurusan dalam hal melayani banyak orang. BPJS Ketenagakerjaan yang semakin terus mengembangkan sayap dengan melayani pekerja Indonesia diluar negeri atau TKI.

Melalui sistem digital tentu akan mempermudah untuk menjangkaunya, dimanapun berada selama akses internet tersedia.

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, accessability atau kemudahan dalam mengakses BPJS merupakan bagian dari menjaring generasi baru ini.

Hal ini kami tingkatkan di seluruh kanal baik secara konvensional mauapun digital. BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemasaran secara digital melalui berbagai macamchanneldigital marketingsepertiwebsite, social media account,danmobile application," jelasnya seperti dipublis swa.co.id.

WebsiteBPJS didesain seinformatif dan komunikatif mungkin. Melaluiwebsite ini,para peserta atau calon peserta dapat mengakses berbagai macam informasi yang mereka butuhkan dan dapat melakukan proses pendaftaran secara langsung.

Untuksocial media,BPJS bergerak melalui Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube. Akunsocial mediatersebut digunakan BPJS Ketenagakerjaan secara aktif menyebarkan informasi terbaru mengenai program dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan dan sebagai sarana interaksi dengan peserta dan calon peserta BPJS, jelas Agus.

Edukasi Mahasiswa

Menyasar dan mengarahkan seoptimal mungkin program BPJS Ketenagakerjaan pada generasi muda jaman now bukan hal tabuh, malahan strategi yang tepat.

Pendetakannya bukan lagi lembaran demi lembaran kertas, tapi cukup dalam genggaman aplikasi atau sistem yang sudah tersedia di BPJSTK bisa langsung dapat edukasi.

Proses mengenal program BPJSTK semakin mudah, apalagi bagi generasi muda yang hebat dalam bidang teknologi informasi.

Awal Desember 2017 BPJS Ketenagakerjaan bersama Fakultas Fisip Unand Padang, menggelar program sosialisasi dengan tajuk 40 menit mengajar di Universitas Andalas yang mengakat tema "Kenali Manfaat Program BPJS Ketenagakerjaan Sejak Dini".

Hadir langsung Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Poempida Hidayatullah sebagai pemateri. Ia mengatakan bahwa semua golongan bisa dijamin oleh negara dan bisa mengaplikasikan program-program BPJS Ketenagakerjaan karena program ini fleksibel dan tidak rumit.

BPJS Ketenagakerjaan memiliki empat program yaitunya Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun dan Jaminan Kematian (JK).

"Remaja saat ini tahu dengan hal-hal seperti ini dan bisa dimanfaatkan dan diinformasikan kepada keluarga untuk menjamin keselamatan dan kesehatan keluarga," harap Poempida.

Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan, Sumarjono dalam kesempatan yang sama menyampaikan, edukasi untuk para mahasiswa tujuannya agar mereka paham dan tahu hak-haknya ketika masuk ke dunia kerja.

Ia mengatakan hingga saat ini masih banyak dari mahasiswa yang belum mengetahui dan paham tentang BPJS Ketenagakerjaan serta manfaat yang akan didapatkan jika ikut dalam kepesertaan.

Sehingga pengedukasian merupakan salah satu hal yang mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa.

Ia menerangkan, program BPJS Ketenagakerjaan di antaranya adalah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun dan Jaminan Kematian (JK). JKK merupakan jaminan yang didapatkan oleh pekerja ketika mendapatkan kecelakaan selama bekerja.

Sedangkan JK memberikan benefit kepada ahli waris pekerja yang mengalami musibah meninggal dunia, yang bukan karena kecelakaan kerja.

Program JHT merupakan jaminan yang memberikan perlindungan kepada para pekerja terhadap risiko yang terjadi di hari tua, ketika produktivitas pekerja telah menurun.

"Ketika nanti memasuki dunia kerja, mahasiswa dapat bertanya tentang haknya untuk mendapatkan jaminan perlindungan," katanya.

Sementara jika menjadi seorang pengusaha, maka ia mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan karyawannya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Setiap pekerja, kata dia, harus mendapatkan jaminan perlindungan, hal itu dikarenakan risiko yang dihadapi setiap pekerja berbeda, sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakannya.

Senada dengan itu, Wakil Rektor III Unand Hermansyah mengatakan seorang pekerja memiliki risiko yang tinggi terhadap suatu pekerjaan.

Sehingga dengan adanya sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih kepada mahasiswa mengenai jaminan perlindungan terhadap pekerja.

"Ketika memasuki dunia kerja mahasiswa sudah paham dan mengerti tentang jaminan perlindungan ini," ujarnya.

Di usia 40 tahun atau menjelang setengah abad BPJS Ketenagakerjaan sudah mempersiapkan nafas untuk denyut nadi selalu berkembang di masa depan.***