"Taste of Padang" Jadi Branding Wisata Sumbar

id #Taste of Padang# Branding wisata sumbar

"Taste of Padang" Jadi Branding Wisata Sumbar

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit bersama Kepala Dinas Pariwisata Oni Yulfian dan Konsultan "Branding" Ahmad Ma'ruf dalam penetapan Branding Wisata Sumbar. (bb)

Padang - Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit menetapkan "Taste of Padang" sebagai branding pariwisata provinsi itu melalui rapat paripurna dengan perwakilan 19 kabupaten dan kota.



"Awalnya konsultan memberikan tawaran Taste of Padang Culture of Minang. Namun dengan beberapa pertimbangan, maka ditetapkan hanya mengambil frasa pertama," kata dia di Padang, Jumat.

Ia mengatakan itu terkait upaya pengembangan wisata Sumbar dengan menetapkan "branding" untuk "dijual" pada wisatawan.

Pertimbangan itu menurutnya terkait masukan dari Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet yang menyampaikan secara budaya dan sejarah, daerah kepulauan itu tidak termasuk Minangkabau. Hingga frasa Culture of Minang tidak dapat disebut telah merepresentasikan 19 kabupaten/kita di Sumbar.

Padahal menurut dia, Mentawai adalah salah satu tujuan wisata turis mancanegara jika datang ke Sumbar, terutama untuk menikmati gelombang dan ombak untuk olahraga surfing.

Keseriusan Mentawai untuk pengembangan pariwisata juga telah ditunjukkan dengan menolak beragam bentuk investasi lain, seperti di bidang perkebunan sawit.

Ia berharap keseriusan itu menjadi pertimbangan tersendiri dalam menentukan branding wisata Sumbar yang juga mencakup Mentawai.

Pendapat itu didukung Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur dan Bupati Solok Gusmal yang mengingatkan bahwa branding yang dibuat benar-benar harus merepresentasikan Sumbar secara utuh.



Berdasarkan pertimbangan itu, akhirnya, "branding" wisata Sumbar yang disepakati adalah Taste of Padang.

"Ini kesepakatan bersama dan menjadi kewajiban bersama juga untuk mensosialisasikannya," kata Nasrul.

Ia mengatakan "branding" diperlukan untuk menentukan keunggulan wisata sebuah daerah yang bisa menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung.

"Branding" itu tidak dibuat secara serampangan, tetapi melalui banyak kajian dan diskusi hingga bisa diterima semua kabupaten dan kota di Sumbar, juga bisa menarik bagi wisatawan.

Konsultan yang ditunjuk untuk melakukan kajian "branding" pariwisata Sumbar, Ahmad Makruf mengatakan proses yang dilalui untuk survei, kajian serta diskusi sudah cukup panjang menghabiskan waktu sekitar dua bulan.

Logo Wonderfull Indonesia sebagai "brand" utama menjadi pedoman dalam membuat "branding" itu. Artinya bentuk logo tidak boleh jauh berbeda dan warna yang digunakan juga harus disesuaikan.

Ia menyebutkan Sumbar memiliki kekayaan adat dan budaya serta keindahan alam. Semua itu harus dikerucutkan menjadi sebuah "branding" berupa frasa sederhana yang mudah diingat dan menarik, sekaligus menggambarkan keunggulan wisata Sumbar.



Untuk logo berdasarkan hasil survei, Rumah Gadang paling merepresentasikan Sumbar dengan persentase 85 persen dibandingkan Jam Gadang (9 persen) dan rendang (6 persen).

Kemudian kata "Padang" paling merujuk pada Sumbar dengan persentase 75 persen dibandingkan Minangkabau (19 persen) dan West Sumatera (9 persen).

Kata "Padang" itu, sekaligus merujuk pada keunggulan soal rasa, terutama terkait kuliner. Karena itu slogan yang diusung mengarah pada unsur rasa (taste).

Puluhan slogan yang diusulkan sebelumnya seperti "rancak bana", "Padang the Soul of Minang", "Soul of Padang", "Saluang", "Bundo Kanduang" dan "Taste of Padang Culture of Minang", kemudian mengerucut terus hingga akhirnya tinggal satu.

Melalui proses panjang, maka siluet Rumah Gadang dengan lima warna sesuai warna pada logo Wonderfull Indonesia dinilai paling tepat untuk "branding", sementara slogan yang diambil adalah Taste of Padang Culture of Minang.

Tetapi pada akhirnya "branding" yang disepakati adalah Taste of Padang dengan penyesuaian warna pada logo.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian mengatakan "branding" wisata Sumbar itu akan direncanakan akan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo bersama branding wisata dari provinsi lain.

"Ini akan menjadi jualan kita pada wisatawan baik domestik maupun mancanegara," kata dia.

Sebelumnya pernah juga diusulkan branding untuk wisata Sumbar yaitu Serenity of Minangkabau, namun tidak melewati proses survei, kajian-kajian dan diskusi serta tidak melibatkan konsultan.Berdasarkan kajian, branding itu dinilai tidak tepat dan diubah.

Ketua ASITA Sumbar, Ian Hanafiah mengatakan penetapan branding itu seharusnya dilakukan sejak jauh-jauh hari agar pengembangan wisata Sumbar itu jelas dan apa yang hendak dijual oleh pengusaha perjalanan wisata di luar daerah untuk menarik wisatawan juga jelas.

Meski menilai terlambat, tetapi ASITA menurut dia mengapresiasi branding wisata Sumbar yang ditetapkan yaitu, "Taste of Padang".

Ia menilai itu sudah cukup untuk merepresentasikan seluruh kabupaten dan kota di Sumbar dan pengusaha perjalanan wisata akan menyambut antusias hal itu.

Namun khusus untuk Mentawai ia menilai harus punya "brand" sendiri, karena memiliki budaya dan potensi yang berbeda dengan daerah lain di Sumbar, salah satunya untuk olahraga surfing. Keunggulan itu bisa menjadi "jualan" tersendiri untuk mendatangkan wisatawan.

Hal itu juga tidak akan merugikan wisata Sumbar, karena pintu kedatangan wisatawan adalah melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padangpariaman dan harus melanjutkan perjalanan lewat laut melalui dermaga di Kota Padang.

Lebih jauh ia mengatakan penetapan branding itu tidak boleh membuat pemerintah dan pihak terkait pariwisata di daerah itu merasa puas, karena itu baru langkah awal.



Banyak hal lain yang harus menjadi perhatian seperti infrastruktur penunjang destinasi wisata, kebersihan terutama untuk toilet, standarisasi harga kuliner dan pemahaman masyarakat terhadap pariwisata.

Tanpa itu pariwisata Sumbar yang memiliki potensi sangat besar, akan sulit berkembang dan bersaing dengan destinasi lain di luar provinsi itu.

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sangat lengkap dalam bidang pariwisata. Wisata alam tersedia lengkap mulai dari bahari, perbukitan lembah dan gunung. Potensi itu diperkuat lagi dengan keragaman budaya yang memikat serta kuliner yang terkenal lezat.*