Jumlah Penderita Penyakit Tidak Menular di Sijunjung Tinggi

id Penyakit Tidak Menular, Sijunjung

Sijunjung, (Antara Sumbar) - Jumlah penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, termasuk tinggi akibat kebiasaan berprilaku hidup tidak sehat, kata Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg Ezwandra, Kamis.

"Hingga akhir 2016 terdapat sebanyak 26,1 persen dari 8.567 pasien yang diperiksa mengalami gejala penyakit hipertensi, sebagian besar berasal dari kalangan aparatur sipil negara," katanya di Muaro Sijunjung.

Untuk menekan jumlah penderita PTM tersebut, pihaknya membentuk Pos Binaan Terpadu (Posbindu) di seluruh gedung perkantoran milik pemerintah, sehingga tingkat risiko kematian akibat penyakit yang tergolong tidak menular itu seperti hipertensi, diabetes, stroke, jantung dan ginjal menjadi berkurang.

Selain itu, lanjutnya upaya sosialisasi hidup sehat juga terus ditingkatkan secara berkala bagi kelompok berisiko seperti anggota DPRD, unsur Forkopimda, instansi Vertikal, pihak penyelenggara pendidikan dan lain sebagainya.

"Sehingga mereka bisa berperan serta dalam melakukan deteksi dini dan bisa menindaklanjuti upaya pencegahan terjangkit penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan," katanya.

Salah satunya dengan menerapkan pola hidup sehat seperti menghindari asap rokok, rajin berolahraga, diet sehat dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, mengendalikan tingkat stres dan melakukan cek kesehatan secara berkala.

Sementara itu, Staf Ahli bidang Pemerintahan dan Politik, Syahrial, mengatakan keberadaan Posbindu bisa bermanfaat bagi peningkatan kesadaran pegawai dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sijunjung untuk berprilaku hidup sehat melalui upaya promotif dan preventif.

"Jika kesadaran para pengendali kegiatan dan kebijakan di daerah ini untuk meningkatkan kualitas hidup sudah tumbuh, maka perjuangan untuk menciptakan masyarakat madani yang sehat akan bisa terwujud dengan baik," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menyerukan kepada masyarakat agar olahraga dijadikan sebagai gaya hidup sehari-hari guna meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan.

Ia memaparkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 dimana penduduk kurang aktivitas fisik mencapai 26,1 persen.

"Disamping itu, risiko perilaku kurang sehat di masyarakat, seperti penduduk yang merokok sejak usia dini mencapai 36,3 persen dan penduduk usia lebih dari 10 tahun yang kurang mengonsumsi buah dan sayur mencpai 93,5 persen serta penduduk lebih dari 10 tahun yang minum minuman beralkohol sebesar 4,6 persen," kata dia. (*)