Sarilamak, (Antara Sumbar) - Pemeritah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), perlu melakukan normalisasi sejumlah sungai di daerah tersebut guna mencegah banjir.
Wakil Bupati Limapuluh Kota Feriza Ridwan di Sarilamak, Senin, mengatakan dari hasil tinjauan ke sejumlah titik bencana di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX, ia sempat memeriksa kondisi dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengairi kawasan terdampak bencana.
Kedua aliran sungai tersebut adalah Batang Maek dan Batang Kapur yang kondisinya terus mengalami pendangkalan dan penyempitan karena tertimbun material pasir dan batu.
Hal itu salah satu penyebab air meluap ke pemukiman ketika intensitas hujan tinggi.
Ia mengatakan Batang Kapur yang bermuara ke Kabupaten Kampar, Riau, mengalami pendangkalan terparah, mulai dari Nagari (desa adat) Sialang hingga Durian Tinggi.
"Pendangkalan itu satu hingga 1,5 meter dari dasar aslinya. Ribuan kubik material menutup aliran sungai. Sehingga kedua nagari terendam banjir," katanya.
Kemudian aliran Batang Maek yang mengairi dua nagari di Kapur IX serta dua nagari di Pangkalan Koto Baru kondisinya saat ini menyempit di bagian hulu sehingga jika debit air ini meluap ke pemukiman warga.
Selanjutnya normalisasi Batang Sinamar juga perlu diperhatikan, karena luapan sungai ini juga salah satu penyebab banjir.
Menurutnya akibat aliran sungai tidak bagi banyak nagari yang terdampak banjir dan ribuan pemukiman masyarakat terendam, serta miliaran rupiah kerugian materi.
Ferizal berharap bencana alam banjir dan longsor yang terjadi daerah itu hendaknya dapat membuka mata semua pihak, terutama pemerintah dan masyarakat sehingga dapat melakukan langkah serta penanganan serius ke depannya.
"Bencana kemarin membuat semua terhentak, kami tahu secara geografis alam Limapuluh Kota sangat labil. Banjir dan longsor kini jadi bencana tahunan, bahkan berturut-turut sejak dua tahun terakhir," katanya.
Sementara itu Direktur Bantuan Darurat Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Eko Budiman menilai penanggulangan banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota berjalan baik sehingga pemulihan setelah kejadian itu dapat terlaksana dengan cepat.
Hal itu berkat keseriusan dan kerja keras pemerintah daerah bersama instansi terkait sehingga BNPB memberikan apresiasi terkait penanganan bencana tersebut.
Ia mengatakan dengan adanya bencana tersebut dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pemerintah daerah sehingga ke depannya penanganan bencana lebih baik lagi agar dampaknya dapat dikurangi.
Kemudian langkah-langkah penanggulangan bencana tersebut juga untuk meminimalisasi korban jiwa akibat kejadian itu.
Menurutnya, kondisi pascabencana di Kabupaten Limapuluh mulai stabil, sebab air mulai surut dan masyarakat sudah kembali ke rumah mereka masing-masing serta disibukkan memberikan material akibat banjir. (*)
Berita Terkait
Lapas Suliki masukkan budidaya lele sebagai program pembinaan narapidana
Minggu, 17 November 2024 7:28 Wib
Lapas Suliki gelar razia mendadak dan tes urine warga binaan
Rabu, 16 Oktober 2024 8:02 Wib
Kemenkumham Sumbar kawal enam Ranperbup Limapuluh Kota
Selasa, 3 September 2024 18:50 Wib
BPJS Ketenagakerjaan launching Program SINAR SENJA, Perlindungan 1 Nagari 100 Pekerja Rentan
Rabu, 21 Agustus 2024 19:05 Wib
BPJamsostek Lima Puluh Kota minta perusahaan peduli dan lindungi pekerja
Senin, 29 Juli 2024 15:10 Wib
Menguak Aspek Fairness pada Rantai Nilai Industri Ayam Petelur di Kabupaten Limapuluh Kota
Senin, 8 Juli 2024 18:21 Wib
Kemenkominfo dorong percepatan pemanfaatan RME di Payakumbuh dan Limapuluh Kota
Rabu, 19 Juni 2024 16:44 Wib
BRIN pastikan penelitian menhir di Sumbar dilakukan pada 2024
Jumat, 10 Mei 2024 11:39 Wib