Sarilamak, (Antara Sumbar) - Masa tanggap darurat terhadap bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) resmi dihentikan karena kondisi daerah itu cukup stabil setelah kejadian tersebut.
Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi di Payakumbuh, Senin, mengatakan pemberhentian tersebut melihat beberapa pertimbangan diantaranya korban telah ditemukan semua, akses juga sudah kembali lancar, dan pendistribusian logistik lancar serta merata.
Kemudian sumber air bersih kembali normal, pelayanan kesehatan berjalan dengan baik, termasuk sekolah juga terlah dapat dilaksanakan.
"Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, maka ke depannya tinggal melakukan pemulihan atau recovery agar masyarakat kembali ke kondisi normal lagi," tambah dia saat konferensi pers terkait penanggulangan bencana tersebut.
Ia menerangkan selain melakukan pemulihan, pihaknya juga akan melakukan kegiatan reha rekon terhadap sarana serta prasarana yang rusak akibat banjir dan longsor tersebut, sebab sebagian besar kerugian akibat bencana adalah pada sektor infrastruktur.
Sebelumnya pemerintah setempat dan satuan tugas penanganan bencana menetap untuk memperpanjang masa tanggap darurat akibat banjir dan longsor selama tujuh hari, dimulai dari 10 hingga 17 Maret 2017.
Hal itu dikarenakan kondisi medan yang berbukit dan terjal membuat tim tidak dapat melaksanakan pendistribusian logistik serta memberikan bantuan dengan peralatan manual atau seadanya.
Kemudian keberadaan posko utama yang jauh juga menyulitkan untuk menjangkau nagari (desa adat) terisolasi sehingga membutuhkan banyak waktu.
Selain itu juga dikarenakan pelayanan, kesehatan, sarana dan prasarana, penyedian air mimum, logistik dan sebagainya belum kembali normal.
Sementara itu Direktur Bantuan Darurat Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Eko Budiman menilai penanggulangan banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota berjalan baik sehingga pemulihan setelah kejadian itu dapat terlaksana dengan cepat.
Hal itu berkat keseriusan dan kerja keras pemerintah daerah bersama instansi terkait sehingga BNPB memberikan apresiasi terkait penanganan bencana tersebut.
Ia mengatakan dengan adanya bencana tersebut dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pemerintah daerah sehingga ke depannya penanganan bencana lebih baik lagi agar dampaknya dapat dikurangi.
Kemudian langkah-langkah penanggulangan bencana tersebut juga untuk meminimalisir korban jiwa akibat kejadian itu. (*)
Berita Terkait
Lapas Suliki masukkan budidaya lele sebagai program pembinaan narapidana
Minggu, 17 November 2024 7:28 Wib
Lapas Suliki gelar razia mendadak dan tes urine warga binaan
Rabu, 16 Oktober 2024 8:02 Wib
Kemenkumham Sumbar kawal enam Ranperbup Limapuluh Kota
Selasa, 3 September 2024 18:50 Wib
BPJS Ketenagakerjaan launching Program SINAR SENJA, Perlindungan 1 Nagari 100 Pekerja Rentan
Rabu, 21 Agustus 2024 19:05 Wib
BPJamsostek Lima Puluh Kota minta perusahaan peduli dan lindungi pekerja
Senin, 29 Juli 2024 15:10 Wib
Menguak Aspek Fairness pada Rantai Nilai Industri Ayam Petelur di Kabupaten Limapuluh Kota
Senin, 8 Juli 2024 18:21 Wib
Kemenkominfo dorong percepatan pemanfaatan RME di Payakumbuh dan Limapuluh Kota
Rabu, 19 Juni 2024 16:44 Wib
BRIN pastikan penelitian menhir di Sumbar dilakukan pada 2024
Jumat, 10 Mei 2024 11:39 Wib