Mentawai, (Antara Sumbar) - Kasus gizi buruk di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) terhitung sampai Januari 2017 mengalami penurunan yang signifikan.
"Pada 2016 tercatat angka gizi buruk di Mentawai mencapai 81 orang, sekarang hanya empat orang. Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Desri Antoni di Tuapejat, Kamis.
Ia mengungkapkan sebelumnya jumlah penderita gizi buruk pada 2013 mencapai 104 orang. Kemudian, pada 2014 turun menjadi 74 orang. Seterusnya, pada tahun 2015 kasus gizi buruk disertai penyakit lainnya meningkat kembali, yakni mencapai 96 orang.
Sejauh ini pihaknya dalam hal penanganan kasus gizi buruk yang disertai penyakit bawaan di Kepulauan Mentawai terus intens dilakukan.
"Secara angka, memang di Mentawai masih terbilang tinggi. Namun, secara umum, kasus gizi di Mentawai masih berkaitan dengan gizi kurang, bukan gizi buruk. Hanya saja, berdampak terhadap gizi buruk, karena disertai penyakit lainnya," katanya.
Menurut Desri, tenaga medis di Puskesmas dan Pustu, (Puskesmas Pembantu) di lingkungan Pemkab Mentawai sudah cukup aktif berperan. Salah satunya, melalui program Therapeutic Fedding Centre (TFC) atau pusat pemulihan gizi.
"Kami terus memantau kasus gizi buruk melaui Puskesmas dan Pustu-Pustu. Sehingga, dapat menekan angka gizi buruk di Kepulauan Mentawai," katanya.
Pola asuh dan asupan nutrisi terhadap anak sangat menentukan dalam menekan angka gizi buruk di Kepulauan Mentawai.
Menurutnya, kesadaran orang tua dalam mengasuh dan memberikan nutrisi makan kepada anak, juga sangat menentukan.
Camat Siberut Barat Daya, Pulau Siberut, Muti Hura berharap, petugas kesehatan yang ada di seluruh kecamatan melakukan penyuluhan langsung kepada orang tua anak terkait dengan gizi untuk asupan anak.
"Kalau bisa Puskesmas memilki agenda rutin untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu bagaimana makanan yang bergizi untuk anak," katanya.
Ia menambahkan, pemahaman Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Mentawai masih minim, hal itu tentunya mempengaruhi setiap program pengentasan angka gizi buruk di daerah itu. (*)