Sepiring nasi Padang panas berlinang kuah gulai berwarna kuning kecokelatan ditemani rendang sapi, beberapa sendok sambal lado serta sayur nangka telah membuat Audun Kvitland jatuh hati pada masakan Minang.
Tidak puas hanya mencicipi nasi Padang saat berlibur ke Indonesia pada Juli 2016, Audun Kvitland sengaja meluangkan waktu untuk berwisata kuliner langsung ke pusatnya di Kota Padang, Sumatera Barat.
Pria jangkung berkulit putih asal Trondheim, Norwegia yang menjadi viral di media sosial menyanyikan lagu "Nasi Padang" beberapa waktu lalu itu terlihat asyik mengipas sate di salah satu kawasan wisata kuliner Simpang Kinol, Padang pada Sabtu (3/12) malam.
Ia tampak sedikit gugup mengoles minyak di atas daging sate yang sedang dibakar dari balik gerobak sate danguang-danguang, salah satu menu favorit pengunjung kawasan itu.
Berbeda dari kebanyakan penjual sate yang mengipas bolak-balik dengan tempo gerak tangan cepat, pria bernama lengkap Audun Kvitland Rostad itu mengipas pelan sehingga asap hasil pembakaran tampak tidak seperti biasanya.
Dengan lugu ia bertanya "Apakah saya sudah seperti penjual sate?", yang disambut gelak tawa dan memecah suasana kerumunan pemburu makanan enak di tempat itu.
Tidak hanya tertarik dengan proses pembuatan sate, ia tidak segan menunggui penjual yang tengah memasak nasi goreng di kedai lainnya.
Audun mengamati dengan seksama mulai dari racikan bumbu, proses memasak hingga makanan siap disajikan.
"Mustahil menemukan makanan-makanan seperti ini di Norwegia, saya akan menikmati dan pasti merindukannya," katanya.
Sesuai dengan tujuannya berwisata kuliner di Padang, ia tidak mau melewatkan momentum cicip-mencicip walaupun sedikit termasuk minuman skotang.
"Saya pikir skotang itu makanan, ternyata minuman," ujar pria yang hobi jalan-jalan ke penjuru dunia itu.
Ia mengaku sangat menikmati perjalanan di Kota Padang terutama dengan mencicipi aneka ragam kuliner yang menggugah selera.
Baginya, banyak cita rasa baru yang hanya ditemukan dalam masakan Padang. Ia memperkirakan karena penggunaan rempah-rempah atau resep yang diracik khusus, kemudian sebagian besar disertai olahan santan dan cita rasa yang pedas.
Menurutnya walaupun banyak negara menyajikan masakan olahan daging ayam, menurutnya cita rasa yang disajikan rumah makan Padang sangat berbeda dan membuat ketagihan.
"Apalagi rendang, itu favorit saya. Masakan terlezat yang pernah saya coba," ujarnya.
Selain menikmati makanan, Audun tidak lupa mengabadikan setiap momentum yang dilalui, mulai dari memotret sejumlah objek, merekam aktivitas masak-memasak pedagang setempat hingga ia sendiri menjadi objek rekaman oleh rekan senegaranya.
Ia bahkan menjelaskan detail suasana dan aktivitas masyarakat setempat di kawasan "street kitchen" itu dalam rekamannya.
Apalagi, beberapa waktu ke depan Pemerintah Kota Padang berencana mengunjungi Norwegia sehingga hal yang dilakukan saat ini dapat dijadikan ajang promosi awal Kota Padang dan Sumatera Barat secara umum di negara asalnya.
Tidak hanya makanan objek-objek wisata yang ada di Padang seperti Pantai Padang, Landmark Kota Padang, Tugu Perdamaian, Jembatan Siti Nurbaya juga akan dipromosikan, ujarnya.
Pria yang fenomenal dengan aransemen menawan lagu "Nasi Padang", itu melengkapi perjalanan wisata kuliner pada Sabtu (3/12) malam dengan menyanyikan lagu tersebut sembari menghibur para pengunjung Simpang Kinol.
Bermodalkan sebuah gitar milik pedagang setempat, ia mulai memetik nada-nada dan melantunkan lagu yang mewakili wujud kerinduannya menikmati nasi Padang.
Di sela-sela lantunan suaranya, pengunjung yang melihat penampilan bermusik Audun secara langsung ikut mengubah lirik "Nasi Padang" menjadi sate Padang, soto Padang dan jenis makanan Padang lain.
Menurut pria yang bekerja di Ambolt Music Studio itu, terciptanya lagu "Nasi Padang" dalam kurun waktu sekitar satu bulan tidak sebatas curhatan cita rasa yang ditemukan selama berkunjung ke Indonesia, namun juga bentuk eksistensinya di bidang musik.
"Fokus pekerjaan saya memang menangani rekaman, sound design, sound effects, foley, penggarapan komposisi musik, mixing, post production musik dan sejenisnya," jelasnya.
Namun, proyek pribadinya merampungkan lagu "Nasi Padang" mulai dari menulis, melanjutkan ke proses produksi hingga menjadi fenomenal memang hal yang berbeda, sebab konteks yang digunakan makanan khas suatu daerah khususnya Kota Padang.
"Ini tentu berbeda, saya tidak pernah melakukan sebelumnya. Namun inilah yang membuat saya bisa sampai ke Kota Padang," tambahnya.
Selain agenda berwisata kuliner di Kota Padang, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) setempat, Medi Iswandi mengatakan Audun juga dijadwalkan berkunjung ke sejumlah tempat lain di daerah itu mulai 3 hingga 5 Desember 2016.
Ia menjelaskan Audun berkunjung ke beberapa tempat wisata dan mengikuti kegiatan festival budaya pada Sabtu (3/12).
Kemudian dilanjutkan mengunjungi Festival Budaya dan Ekonomi Malaysia dan Indonesia (Malindo) di Hotel Bumi Minang serta mengisi acara di salah satu radio swasta Padang pada Minggu (4/12).
Sedangkan hari terakhir, Senin (5/12) Audun akan beramah tamah dengan pemerintah dan masyarakat di Rumah Rendang Ika Boga, di Museum Adityawarman dan silaturahmi ke rumah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Dengan rangkaian kegiatan tersebut, katanya, diharapkan Audun nantinya bisa memperkenalkan kebudayaan Minangkabau dan pariwisata Padang di Eropa.
"Kami berharap kunjungan ini berimplementasi positif untuk kemajuan pariwisata Padang di dunia," ujarnya.
Sebelumnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno merasa tersanjung atas kecintaan pria norwegia itu pada cita rasa kuliner Minangkabau.
"Saya sudah menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih saya kepada Kvitland melalui Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, HE Stig Traavik,' katanya.
Ia berharap Audun bisa hadir dan turut mendukung kampanye wisata dan budaya Sumatera Barat.
"Jika ke Padang, kami sajikan lebih banyak lagi kuliner Minang, mungkin akan terbit beberapa album lagu dari Kvitland. Akan terbayang judul lagu 'Gulai Tunjang', 'Itiak Lado Hijau;, 'Randang', 'Gulai Kapalo Kakap' dan wah banyak ya, karena kekayaan kuliner Minangkabau memang banyak sekali," ucap Irwan Prayitno.