AIDS Renggut 10 Nyawa di Kotawaringin Timur

id AIDS, Kotawaringin, Timur

AIDS Renggut 10 Nyawa di Kotawaringin Timur

Ilustrasi. (ANTARA FOTO)

Sampit, Kalteng, (Antara Sumbar) - Penularan penyakit AIDS di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sangat memprihatinkan, bahkan tahun ini sudah merenggut 10 nyawa.

"Itu baru data selama semester pertama 2016. Ini cukup tinggi. Makanya kami bersama KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) di daerah ini terus melakukan penyuluhan. Mudah-mudahan peningkatan itu bisa kita tekan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Jumat.

Data Dinas Kesehatan, jumlah kasus baru HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Kotawaringim Timur pada semester pertama atau sejak Januari hingga Juni 2016 ditemukan sebanyak 22 kasus. Dari jumlah tersebut, 12 diantaranya sudah masuk kategori AIDS dan 10 orang diantaranya meninggal dunia.

Angka itu cukup tinggi padahal baru hitungan enam bulan atau setengah tahun. Tahun 2015 lalu, jumlah kasus HIV/AIDS selama setahun sebanyak 47 kasus, termasuk 9 orang penderita yang meninggal dunia.

Selain orang dewasa, penderita AIDS yang meninggal tahun ini ada yang berusia anak-anak. Diduga terjangkit penyakit mematikan itu dari ibunya, sedangkan sang ibu diduga tertular dari suaminya.

"Hasil evaluasi, yang meninggal itu sebagian merupakan penderita yang tidak minum obat secara teratur, padahal obatnya selalu kami siapkan gratis. Kalau minum obat teratur bisa membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit lain. Banyak penderita yang tertutup padahal seharusnya mereka aktif," jelas Faisal.

Jumat pagi, Dinas Kesehatan menggelar rapat semester evaluasi penanganan HIV/AIDS GF ATM Komponen AIDS. Kegiatan ini juga menghadirkan Komisi Penanggulangan AIDS Kotawaringin Timur dan diikuti perwakilan puskesmas dari 10 kecamatan.

Semua pihak diminta membantu upaya penanggulangan HIV/AIDS. Penularan penyakit ini dikhawatirkan seperti fenomena gunung es, yakni hanya terlihat sedikit di permukaan tapi jauh lebih banyak penderita yang belum terdata karena umumnya malu dan menutup diri.

Peran keluarga dan masyarakat sangat besar dalam membantu penderita HIV/AIDS agar tidak terpuruk. Penderita tidak boleh dijauhi atau dikucilkan, tetapi harus terus didorong untuk mau berobat secara teratur dan menjalani hidup dengan hal-hal yang positif.

Dinas Kesehatan terus mengajak mereka yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS untuk berkonsultasi dan memeriksakan diri secara sukarela. Ada dua klinik VCT (voluntary consult and test) yang disiapkan, yaitu di RSUD dr Murjani Sampit dan Puskesmas Pasir Putih. Petugas menjamin kerahasiaan identitas penderita. (*)