Jakarta, (Antara) - Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kaum perempuan dalam organisasi kemasyarakatan berbasis agama itu harus menjadi konsumen yang cerdas.
"Kalau biasanya muslimat ini basisnya halal. Tapi sekarang kita ingin halal dan sehat," kata Khofifah di Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikan usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Kementerian Perdagangan tentang pendidikan konsumen cerdas dalam rangka Hari Konsumen Nasional.
Menurut Khofifah yang juga Menteri Sosial pada Kabinet Kerja, sebelumnya Muslimat NU juga sudah menandatangani MoU dengan Menteri Perdagangan yang saat itu dijabat Gita Wirjawan.
"Muslimat NU sangat berkepentingan memberikan edukasi karena muslimat punya 9.800 taman kanak-kanak dan 6.400 pendidikan anak usia dini. Bisa dibayangkan kalau jajanan yang dikonsumsi oleh mereka menggunakan zat pewarna dan pengawet yang tidak aman," kata Khofifah.
Anak-anak di TK maupun PAUD tersebut potensial mengonsumsi jajanan di sekitar sekolah yang belum tentu aman dikonsumsi.
Karena itu, melalui majelis-majelis taklim Muslimat NU yang berjumlah 59.000 lebih diharapkan dapat mendidik untuk menyiapkan konsumen yang cerdas yang betul-betul akan memilih produk yang dikonsumsi.
"Jadi pastikan bahwa produk yang dikonsumsi sehat. Kita bisa bilang produk halal tapi diberi zat pewarna yang tidak sehat. Itulah yang harus terus diedukasi," tambah dia.
MoU edukasi konsumen cerdas tersebut juga ditandatangani dengan sejumlah universitas dan berbagai organisasi keagamaan antara lain Majelis Ulama Indonesia, PP Muhammadiyah, serta Konferensi Wali Gereja Indonesia.
MoU tersebut bertujuan membentuk jejaring perlindungan terhadap konsumen juga mendidik serta meningkatkan informasi terkait perlindungan konsumen. (*)