Peserta MNEK 2016 Latihan Pemeriksaan Kapal Asing

id Peserta MNEK 2016

Tuapejat, (Antara) - Peserta Multilateral Naval Exercise Komodo atau MNEK 2016 menggelar latihan pemeriksaan kapal asing di laut perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

"Dalam lanjutan kegiatan MNEK 2016, kami melakukan simulasi pemeriksaan kapal asing yang dicurigai dan berencana masuk ke suatu pelabuhan," kata staf Perencanaan Latihan pada MNEK 2016 Letkol Nanno, di Tuapejat, Jumat.

Ia menjelaskan, simulasi tersebut untuk persiapan ketika menghadapi hal serupa dalam melaksanakan "Maritim Peace Keeping" (MPK).

"Situasi disimulasikan saat dua negara bertetangga yang berperang di laut, kemudian dilanda oleh bencana tsunami. Maka yang difokuskan peserta MNEK ini adalah dampak bencana, sesuai misi kemanusiaan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB)," jelasnya.

Kapal asing tersebut, lanjutnya, dicurigai akan memanfaatkan situasi dua negara yang sedang berperang. Salah satunya sebagai pemasok senjata ke negara bersengketa.

Dalam simulasi itu terdapat tiga kapal asing yang dimasukan ke masing-masing sektor kapal peserta MNEK yang telah dibagi menjadi tiga yaitu barat, timur, dan utara.

Berdasarkan pantauan, kapal asing tersebut awalnya dihubungi melalui radio untuk berkomunikasi. Setelah itu kapal tersebut dilingkari oleh formasi kapal perang berbagai negara yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas).

"Setelah dikelilingi, kemudian pimpinan unit mengutus kapal kecil untuk memeriksa dan menggeledah kapal. Jika tidak ada barang yang melanggar, kapal itu dibiarkan melanjutkan perjalanan," jelas Nanno.

Pada bagian lain, sebelum melakukan simulasi pemeriksaan kapal asing, peserta MNEK 2016 melakukan latihan pencarian dan penyelamatan (SAR) menggunakan 17 replika manusia.

Dalam pelatihan itu di sektor Utara bermarkas di Kapal Perang KRI Makassar, tim Indonesia bergabung dengan tiga penyelam dari Angkatan Laut Korea Selatan.

MNEK 2016 diikuti 32 negara di antaranya sebanyak 19 negara mengirimkan kapal perang, sementara Republik Indonesia (RI) mengirimkan 13 kapal perang.

Sebelumnya Presiden Jokowi saat membuka Latihan Multilateral Komodo 2016 mengatakan salah satu perang yang paling berat adalah untuk memenangkan kemanusiaan.

Karena itu operasi bantuan kemanusiaan, khususnya untuk penanganan bencana alam di laut dan SAR, membutuhkan kesigapan, membutuhkan kecepatan, dan membutuhkan totalitas sumber daya, kata dia. (*)