Pariaman, (Antara) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Penyu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pariaman, Sumatera Barat, melibatkan puluhan mahasiswa asal Universitas Riau (Unri) untuk menanami bibit terumbu karang di sekitar Pulau Kasiak kota itu.
Kepala UPT Konservasi Penyu setempat, Citrha Aditur Bahri, di Pariaman, Rabu, mengatakan mahasiswa tersebut sengaja dilibatkan untuk mendukung program magang mahasiswa selama di Pariaman.
"Dengan melibatkan para mahasiswa secara langsung, mereka dapat mengaitkan antara teori di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan,"jelasnya.
Dalam penanaman terumbu karang tersebut, pihak UPT dan para mahasiswa juga dibantu oleh komunitas selam Tabuik Diving Club (TDC) asal Pariaman untuk memasang puluhan bibit terumbu karang ke dasar laut.
"Komunitas selam Tabuik Diving Club, merupakan salah satu komunitas yang sangat peduli terhadap kelangsungan ekosistem bawah laut khususnya di perairan Pariaman," ujarnya.
Citra menyebutkan, penanaman puluhan terumbu karang tersebut merupakan salah satu bantuan dari Mentari Internasional Shcool Bintaro yang datang berkunjung ke UPT setempat pada pertengahan Januari 2016.
Sementara itu, Wanda Syahrian salah seorang mahasiswa asal Unri, mengatakan praktik lapangan yang diperoleh di Pulau Kasiak tersebut sangat mendukung teori yang diperoleh selama di kampus.
"Biasanya kami hanya memperoleh pengetahuan berdasarkan teori saja, namun dengan adanya praktik langsung seperti menanami terumbu karang teori yang dipelajari lebih memudahkan kami untuk memahaminya,"ujar mahasiswa jurusan ilmu kelautan tersebut.
Selain praktik penanaman terumbu karang, para mahsiswa magang juga mempelajari tentang mangrove, pencemaran laut, serta mempelajari pasang surut air laut.
Dikatakanya, penerapan teori cukup sering bertentangan dengan aplikasi masyarakat dilapangan. Seperti masyarakat yang mengantarkan telur penyu ke UPT terkadang sering kali dengan cara sembarangan sehingga bisa mempengaruhi proses ingkubasi dan penetasan telur tersebut.
"Dari beberapa kasus yang terjadi, tak jarang masyarakat dalam membawa dan mengantarkan telur penyu tersebut tidak memperhatikan telur itu sendiri sehingga berisko gagal penetasan,"jelasnya. (*)
Berita Terkait
Menyelamatkan hewan purba melalui energi terbarukan
Kamis, 31 Oktober 2024 13:56 Wib
Pakar: Konservasi di Pulau Bando bisa jadi contoh bagi konservasi lain
Senin, 28 Oktober 2024 17:41 Wib
KKP sebut pelibatan masyarakat lokal kunci pengelolaan konservasi alam
Senin, 28 Oktober 2024 17:40 Wib
Menilik Pulau Bando konservasi alam pertama terapkan energi terbarukan
Senin, 28 Oktober 2024 14:25 Wib
Merawat PLTS di Kawasan Konservasi Pulau Pieh
Selasa, 22 Oktober 2024 15:14 Wib
Edukasi penerapan energi terbarukan di kawasan konservasi
Selasa, 22 Oktober 2024 15:04 Wib
Merawat PLTS di Kawasan Konservasi Pulau Pieh
Selasa, 22 Oktober 2024 14:08 Wib
KKP identifikasi 12 jenis mamalia laut di Kawasan Konservasi Pieh
Senin, 21 Oktober 2024 20:12 Wib