DPRD Pariaman Imbau Jangan Diskriminasikan Eks Gafatar

id DPRD Pariaman

Pariaman, (Antara) - Ketua DPRD Kota Pariaman, Sumatera Barat, Mardison Mahyuddin, mengimbau untuk tidak mendiskriminasikan para eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kembali ke kota itu, supaya tidak terjadi gesekan di tengah masyarakat.

"Sambutlah mereka dengan baik, bagaimana pun juga mereka masih saudara kita setidaknya sebagai warganegara Indonesia yang menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan," kata dia di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan, justru sekembalinya mereka di kampung halaman harus selalu dilibatkan dalam masalah keagamaan serta diberikan penguatan nilai-nilai Islam agar keimanannya terhadap ajaran islam semakin hakiki dan kuat.

Dengan cara kembali merangkul dan melibatkan secara penuh di tengah masyarakat akan mampu menekanterjadinya pergesekan yang mengarah kepada perpecehan keagamaan.


Selain itu, pemerintah setempat juga harus bekerja sama penuh dengan para ulama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan penanganannya.

"Peran ulama dan tokoh agama dalam hal ini sangat besar, oleh karena itu pencerahan seperti ceramah agama, serta dakwah Islamiah merupakan salah satu kunci untuk kembali fitrah bagi mereka," jelasnya.

Selain itu pihaknya juga akan melakukan pendekatan kepada eks Gafatar bilamana telah kembali ke Pariaman dengan cara memberikan pemahaman secara bertahap.

"Nanti setiap anggota dewan juga akan ikut membantu berdasarkan daerah pemilihan masing-masing untuk memberikan pencerahan dan pemahaman kepada eks Gafatar," ujarnya.

Organisasi Gafatar sendiri diketahui telah pernah mendirikan sebuah kantor kesekretariatan di Pariaman sejak 2010 dengan sejumlah pengikutnya.

Terkait berdirinya organisasi tersebut, pihaknya menilai tidak merasa kecolongan, namun sedikit terjadi kurang ketelitian oleh pihak Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) setempat dalam menyikapi hal tersebut.

Pemerintah setempat awalnya hanya berfikir organisasi tersebut hanya bersifat sosial kemasyarakatan saja, serta tidak ada mengarah kepada pertentangan keagamaan.

Terpisah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pariaman, Jauhari Mu'iz mengatakan akan menyambut baik kedatangan para keluarga eks Gafatar di Pariaman.

Meskipun demikian, para eks Gafatar harus dilakukan pembinaan secara mendalam agar tidak terjadikembali pada pemahaman yang salah menurut Islam.

"Mereka harus tetap dibina dan dikontrol, oleh karena itu ini merupakan tanggung jawab kita bersama dalam

mengawal dan membimbing mereka ke jalan Islam," jelasnya. (*)