Forum Kompang Tampilkan Dendang Ghazal pada SIMFes

id SIMFes 2015

Sawahlunto, (Antara) - Kelompok musik tradisional asal Batam Kepulauan Riau, Forum Kompang, menampilkan musik tradisi tua "Dendang Ghazal" pada ajang Sawahlunto International Music Festival (SIMFes) 2015, Minggu malam.

Koordinator Forum Kompang, Taufikurrahman di Sawahlunto mengatakan tradisi dendang ghazal yang mereka tampilkan tersebut diberi sentuhan musik dari kesenian Minangkabau, sebagai penguat tradisi negeri serumpun melayu dalam komposisi musiknya.

"Meskipun ada pembauran, namun ciri khas gendang melayu melalui alat musik gendang "Tabla" serta nuansa Ghujarat dan Arab yang kental dari alat musik jenis Harmonium, sitar serta beberapa alat musik khas melayu-india lainnya tetap dipertahankan," kata dia.

Menurutnya, dendang ghazal diketahui sudah ada sejak lama dan dipercaya masuk ke Indonesia melalui para pedagang asal Ghujarat, India, yang juga dikenal sebagai salah satu penyebar agama Islam di nusantara.

Selain agama Islam, lanjutnya, para pedagang tersebut juga membawa musik tradisi khas negeri mereka dan membaur secara turun temurun dengan kesenian dendang melayu sehingga melahirkan dendang ghazal sebagai warna baru musik tradisi di Kepulauan Riau.

Terkait perkembangan musik tradisi tersebut dari masa ke masa, dia menyebutkan saat ini kelompok musik dendang ghazal dengan warna aslinya hanya tinggal dua kelompok.

"Hal itu terjadi karena tradisi dendang ghazal yang merupakan khasanah budaya lokal, mulai terpinggirkan kehadirannya oleh jenis musik beraliran modern," ujar dia.

Kondisi itulah, jelasnya, yang melatari berdirinya Forum Kompang dan hingga saat ini pihaknya terus berupaya mengenalkan kembali kesenian yang nyaris punah itu dalam bentuk-bentuk seni musik kontemporer tanpa menghilangkan keasliannya.

Dia mengatakan, kurangnya dukungan pemerintah daerah serta keterbatasan dana untuk mengadakan pagelaran pentas seni musik tradisi seperti yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto melalui ajang SIMFes tersebut, cukup membuat pihaknya kewalahan dalam mempertahankan tradisi yang muncul dari kearifan lokal masyarakat Riau kepulauan itu.

"Kami harap ada sebuah kebijakan yang mampu menyangga kelestarian musik tradisi di Indonesia secara terpusat dan terarah, sehingga keragaman budaya nusantara yang menjadi dasar pijakan persatuan dan kesatuan berbangsa akan tetap ada dan tumbuh seiring perkembangan zaman," kata dia.

Sementara itu, Pimpinan Produksi SIMFes 2015, Syukri SSn, mengatakan salah satu tujuan digelarnya ajang musik tradisi di kota itu adalah untuk memberikan ruang yang sama bagi musik tradisi untuk bisa berkembang seperti kesenian modern lainnya.

"Menampilkan musik tradisi nusantara dan dunia dalam satu panggung, diharapkan mampu memberikan dorongan bagi para seniman musik tradisi agar terus melahirkan karya-karya terbaiknya sebagai sebuah warisan budaya yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi," kata dia. (*)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.