Masjid Raya Sumbar Mahal karena Tahan Gempa

id Masjid, Raya, Sumbar

Masjid Raya Sumbar Mahal karena Tahan Gempa

Masjid Raya Sumbar. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, (AntaraSumbar) - Anggaran pembangunan bangunan dan menara Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) yang dinilai terlalu besar oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berkunjung, Minggu (23/8) disebabkan bangunan tersebut dirancang aman terhadap gempa, selain juga bisa digunakan sebagai shelter.

"Kalau dibandingkan dengan gedung serupa di daerah lain mungkin anggaran pembangunan mesjid raya Sumbar terkesan lebih besar. Tetapi ini untuk memenuhi persyaratan sebagai bangunan tahan gempa," kata Kepala Dinas Prasaranan Jalan Tata Ruang dan Pemukiman (Disprasjaltarkim), Suprapto di Padang, Senin.

Menurut dia, pembangunan gedung di Sumbar tidak bisa sembarangan karena harus mengikuti aturan yang di keluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pasca gempa besar Sumbar 2009.

"Aturan itu mewajibkan struktur bangunan di Sumbar harus tahan terhadap gempa. Konsekwensi logisnya adalah, anggaran yang dibutuhkan juga lebih besar dari yang biasa," katanya.

Sementara itu, dua buah menara mesjid yang akan dibangun dengan anggaran mencapai Rp85 milliar menurut dia karena bangunan tersebut sekaligus akan dijadikan tempat wisata.

Secara teknis kita dapat mempertanggungjawabkan anggaran yang dibutuhkan tersebut. Meski demikian, kita juga siap untuk melakukan evaluasi, katanya.

Di tempat terpisah, Kepala Biro Binas Sosial Setdaprov Sumbar, Syahril B mengatakan, usulan Wapres Jusuf Kalla tentang evaluasi anggaran pembangunan Masjid tersebut, akan dirapatkan terlebih dahulu pada Kamis (27/8).

Rapat itu menurut dia juga akan membahas tentang usulan Wapres untuk menghibahkan masjid tersebut pada masyarakat.

Sebelumnya, Pj Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek mengatakan, pembangunan Masjid Raya Sumbar telah dilaksanakan sebanyak enam tahap sejak 2007 hingga 2015. Hingga tahap enam tersebut prosesnya telah mencapai 49 persen.

Pembangunan ini telah serap anggaran sebesar Rp202,2 miliar dari total biaya Rp433,5 miliar serta pembangunan gedung LKAAM sebesar Rp11,3 miliar dari APBN 2014, katanya.

Menurutnya berdasarkan hasil perhitungan konsultan perencana, masih terdapat sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan dengan total anggaran Rp220 miliar.

Rincian pembangunan tersebut berupa bangunan utama masjid dengan estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp80 miliar.

Kemudian, pembangunan dua unit minaret atau menara dengan estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp85 miliar.

Selain itu, masih akan dibangun juga landscape taman, tempat parkir, dan jalan lingkung sebesar Rp40 miliar.

Selanjutnya gedung bundo kandung sebesar Rp10 miliar dan foodcourt sebesar Rp5 miliar. (*)