Panigoro: Reformasi Agraria Strategis Tingkatkan Produksi Pertanian
Jakarta, (Antara) - Pemilik MedcoGroup Arifin Panigoro mengatakan, reformasi agraria bisa menjadi salah satu langkah strategis pemerintah meningkatkan produksi pertanian Indonesia.
"Misalnya, meningkatkan produktivitas petani, menjaga kedaulatan pangan, serta memecahkan masalah ketimpangan kepemilikan lahan dan kemiskinan," katanya dalam diskusi "Menanam Benih Kemandirian" di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, beberapa hal harus diperhatikan dalam program tersebut agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti pembukaan satu juta hektare lahan gambut di Kalimantan pada 1990-an.
"Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah asal lahan yang akan dibagikan, apakah dari tanah yang berasal dari otoritas BPN atau kawasan hutan produksi yang bisa dikonversi dan harus jelas di daerah mana lahan tersebut berada," katanya.
Kemudian, kata Arifin, yang harus menjadi fokus juga adalah potensi konflik agraria yang dapat menimbulkan korban jiwa dan luas wilayah konflik di perkebunan dan kehutanan.
"Untuk meningkatkan produktivitas padi di Indonesia agar bisa menjamin pasokan, paling tidak satu juta hektare lahan sawah baru di Indonesia sebenarnya sudah mencukupi," tuturnya.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu dipikirkan pula tanaman lain untuk melaksanakan reformasi agraria tersebut, termasuk tanaman untuk kebutuhan energi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengemukakan langkah strategis dalam rangka meningkatkan total produksi pertanian dengan ide tentang pembagian lahan seluas sembilan juta hektare kepada 4,5 juta petani.
Artinya, setiap petani akan mendapatkan lahan seluas dua hektare sehingga malalui program tersebut diharapkan akan terjadi penambahan kepemilikan lahan pertanian dan 0,8 hektare menjadi dua hektare untuk setiap petani. (*/sun)