MASYA ALLAH ....!, sungguh dahsyat ciptaannya, dan takkan pernah ada yang bisa menandinginya. Begitulah ucapan yang terungkap dari mulut anggota pucuak rabuang ketika sampai dan menyaksikan keindahan ngalau Talago, dengan berbagai ornamen yang terdapat didalamnya.Sudah banyak saya mengunjungi ngalau di berbagai daerah, tapi ini sungguh menakjubkan dan sangat spesifik sekali, ujar Alda Wimar dari anggota komunitas Pucuak Rabuang.Apa yang diungkapkan Alda Wimar tersebut memang tak berlebihan, karena bila sudah sampai di mulut ngalau, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah dan alami sekali. Dinding goa yang dipenuhi hiasan stalagtit dan stalagnit dengan berbagai motif akan mengingatkan kita kepada sang pencipta. Kemudian, tak jauh dari pintu utama goa, kita juga akan menjumpai sebuah telaga dengan air nya yang jernih, Keberadaan telaga ini, juga didukung oleh dinding dengan motif yang sangat indah, sehingga membuat decak kagum kita memandangnya.Tak hanya itu, disampingnya ternyata juga terdapat sebuah ruangan yang sangat mengagumkannya, diruangan yang terdapat disebelah kiri pintu utama goa ini, para pengunjung dapat menyaksikan sejumlah stalagtit dan stalagnit yang berkilauan bila terkena cahaya, membuat kita seakan-akan berada disebuah taman dengan hiasan lampu dan tirai-tirai yang menggantung dilangit-langit goa. Dahsyat..., sungguh sangat dahsyat sekali, ciptaanmu ya Allah, ternyata Sijunjung ini sangat kaya ya, timpal Alda Wimar lagi.Tak hanya Alda Wimar, sejumlah anggota pucuak rabuang lainnya, seperti Lina Riyanti, Ujang Isya dan Suhendri juga sangat terpesona dengan keindahan dan keunikannya. Bahkan Lina Riyanti yang sehari-harinya bertugas di taman Budaya Sumatera Barat, secara spontan berucap. Masya Allah, sungguh besar ciptaannya, entah berapa ratus tahun proses yang dibutuhkan, sehingga terbentuk karya yang sangat indah dan tak ada tandingannya ini, gumamnya.Usai menikmati ruangan yang terdapat di goa utama, perjalanan kemudian dilanjutkan lebih kedalam lagi, disini para pengunjung juga akan disuguhi pemandangan yang juga tak kalah menariknya. Selain hiasan yang terdapat pada dinding dan langit-langit goa, pada lantainya juga terdapat sebuah kolam yang terbentuk secara alami eengan airnya yang sangat jernih. Kalau dilihat secara sepintas, kolam ini seakan-akan dibuat oleh manusia, karena bentuknya yang menyerupai kolam buatan. Tapi setelah diteliti dengan seksama ternyata kolam itu seutuhnya terbuat dari batu dan terbentuk secara alami tentunya melalui proses alam yang cukup lama, dan entah memakan waktu berapa ratus tahun.Setelah puas menikmati indahnya goa kedua ini, perjalanan sedianya akan dilanjutkan ke goa yang ketiga, yang konon menurut Paldi Muhendra, salah seorang budayawan Sijunjung, juga memiliki keunikan tersendiri, bahkan di goa yang ketiga itu katanya, juga terdapat batu yang bentuknya mirip buaya, serta sebuah lorong yang menuju perut bumi. Tapi karena hari sudah menjelang sore, maka rombongan pucuak rabuang memutuskan hanya sampai pada goa kedua saja. Namun sebelum rombongan turun, para komunitas pucuak rabuang yang peduli terhadap nilai-nilai seni dan budaya Minang ini, sempat berencana untuk menggelar pentas seni dingalau tersebut. Bagaimana kalau kita membuat pertunjukan seni disini, suasananya sangat indah dan mendukung sekali untuk sebuah pertunjukan seni, ujar Lina Riyanti.Spontan 3 orang anggota komunitas pucuak rabuang lainnya menyambut baik ide yang dilontarkan Lina Riyanti itu. Bahkan mereka sangat antusias sekali untuk menggelar acara dilokasi tersebut. Mudah-mudahan saja rencana mereka itu dapat terujud, sehingga kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Sijunjung ini bisa pula terangkat ke permukaan sebagai salah satu objek wisata di ranah Minang tercinta ini.Untuk sampai ke ngalau tidaklah terlalu sulit, karena lokasinya berada dalam kawasan objek wisata Musiduga (Muaro Silokek dan Durian Gadang), tepatnya di objek wisata pasir putih yang berjarak sekitar 15 Km dari Muaro Sijunjung, dan jalan kekawasan tersebut sudah diaspal hotmix oleh Pemkab Sijunjung, sehingga arus transportasi terbilang lancar. Kemudian untuk sampai ke ngalau Talago, kita harus berjalan kaki sekitar 1,5 Km melewati kebun dan sawah milik masyarakat setempat dengan waktu tempuh sekitar 40 menit, sementara medannya juga tak terlalu sulit, bahkan terasa mengasyikkan bagi mereka yang gemar berpetualang. Nah !, siapa berminat silahkan, masyarakat setempat siap untuk mendampingi perjalanan anda. (***)
Berita Terkait
Taman Perkemahan Buya Hamka Agam sediakan wisata budaya-sejarah berbasis konservasi
Jumat, 20 Desember 2024 16:44 Wib
Sambut HJK 240, Pemkot Bukittinggi gratiskan kunjungan wisata
Jumat, 20 Desember 2024 11:57 Wib
Objek wisata Monkey Forest ditutup sementara
Rabu, 11 Desember 2024 15:31 Wib
Upaya keberlanjutan destinasi wisata Mentawai melalui penguatan CBT dan kolaborasi pentahelix
Selasa, 10 Desember 2024 12:13 Wib
Akhir tahun 2024 Objek wisata terbaru Bukittinggi dibuka
Senin, 9 Desember 2024 16:03 Wib
Objek wisata terbaru Bukittinggi dibuka akhir tahun 2024
Sabtu, 7 Desember 2024 14:33 Wib
Pemkab Agam bekali 240 pengelola wisata-ekonomi kreatif selama 2024
Sabtu, 7 Desember 2024 14:31 Wib
Teater Sayap-Sayap Proklamasi akan tampil di Desa Wisata Kubu Gadang Padang Panjang
Jumat, 6 Desember 2024 9:59 Wib