"Jika air sedang pasang, kami harus menghadang derasnya gelombang, jika air sedang surut kami bisa berjalan kaki, namun harus siap menantang bahaya, karena jalan yang dilewati berupa rawa-rawa yang bisa mengancam nyawa."Itulah sekelumit kisah hidup warga Nagari Mandiangin Katiagan, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) yang disampaikan Wali Nagari Mandiangin Katiagan, S Buyung Ganto, kepada antara-sumbar.com ketika ditemui di nagari itu, beberapa waktu lalu.Perjalanan menuju Nagari Mandiangin Katiagan memang amatlah susah. Betapa tidak, jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan harus menggunakan Kapal Ponton (kapal penghubung - red). Menghadang ganasnya gelombang laut, jika tidak memiliki keberanian dan nyali luar biasa, dipastikan tidak akan pernah sampai ke Nagari Mandiangin Katiagan. Jadi, siapa pun yang akan bepergian Nagari Mandiangin Katiagan, pasti akan merasakan susahnya transportasi. Wajar jika warga Nagari Mandiangin Katiagan sangat mengharapkan bantuan Pemkab Pasbar dan DPRD untuk memperjuangkan hadirnya sarana transportasi yang lebih baik menuju nagari mereka.Nagari Mandiangin Katiagan yang berada di wilayah Kecamatan Kinali Kabupaten Pasbar, adalah salah satu daerah tertinggal dari 33 jorong di Pasbar. Terbukti dari akses jalan menuju nagari itu benar-benar memprihatinkan. Di suatu siang di tengah teriknya panas matahari, antara-sumbar.com mengunjungi daerah terisolir ini. Meskipun harus menemui rintangan berat dengan melewati jalan yang susah, namun antara-sumbar.com tidak mundur selangkah pun.Jalan menuju daerah ini memang tidak selancar menuju daerah lain di Pasbar. Dari pusat ibukota Pasbar Simpang Empat, bisa menggunakan kendaraan roda empat menuju Kecamatan Kinali sekitar 50 KM. Dilanjutkan dengan kendaraan roda dua atau mobil bergardan dua, melewati jalan tanah atau kerikil melintasi perkebunan sawit PT PMJ Kinali sampai ke Mandiangin dengan waktu tempuh sekitar tiga sampai empat jam. Sesampai di tepi penyeberangan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal ponton, itu pun jika air sedang pasang. Jika air sedang surut, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki yang jauhnya juga puluhan kilometer. Bisa dibayangkan betapa susahnya warga jika ingin berhubungan dengan dunia luar, begitupun sebaliknya.Dari penelusuran antara-sumbar.com, sebenarnya akses jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan dapat ditempuh dari tiga jalur. Pertama, melalui jalan milik PT PMJ Kinali bisa menggunakan kendaraan roda empat sampai ke Mandiangin. Dari sini dilanjutkan dengan menggunakan Kapal Ponton menyeberangi muara menuju Katiagan.Kedua melalui jalur rawa dari Muara Bingung dengan menggunakan perahu dayung, namun jalur ini pun sangat tergantung kepada pasang surutnya air laut. Jika air laut surut, maka perjalanan menuju Katiagan harus ditempuh berjalan kaki. Sedangkan jalur ketiga adalah berputar melalui Kecamatan Tiku Kabupaten Agam, namun jalur ini semakin jauh, hampir dua kali lipat dari dua jalur pertama.Ketika antara-sumbar.com menuju daerah ini, air laut sedang surut. Bisa dibayangkan betapa susahnya, karena harus menggunakan jalur rawa berjalan kaki sejauh puluhan kilometer. Dalam perjalanan, benar-benar terasa betapa sulitnya melalui jalur ini. Antara-sumbar.com harus ekstra hati-hati untuk memilih tempat menginjakkan kaki. Karena rawa yang diseberangi adalah hutan bakau, ada yang tajam, runcing, tumpul, belum lagi ancaman pasang surut air laut yang bisa terjadi seketika.Baru sepanjang dua kilo meter berjalan kaki melewati hutan bakau, badan sudah terasa penat dan kerongkongan pun kering kehausan. Namun dengan penuh semangat, akhirnya sampai juga di Nagari Mandiangin Katiagan. Dari awal perjalanan rawa ini sampai di tujuan terlihat memakan waktu tiga sampai empat jam.Bukan sekedar cerita, antara-sumbar.com benar-benar membuktikan betapa Nagari Mandiangin Katiagan merupakan daerah tertinggal. Semua sulit, baik akses jalan maupun hubungan dengan dunia luar.Nagari Mandiangin Katiagan adalah salah satu nagari yang terletak di pesisir pantai barat Indonesia, dengan akses transportasi yang sangat sulit dan hanya bisa dituju dengan menggunakan perahu dan kapal ponton.Belum lagi jika menempuh jalan melalui PT PMJ Kinali, jalan tanah berlobang dan bergelombang akan dihadapi siapa saja yang akan menuju tepi pantai penyeberangan ke Nagari Mandiangin Katiagan. Pohon kelapa sawit mengelilingi jalan yang seakan-akan hendak mengapit setiap kendaraan yang lewat. Sejauh-jauh mata memandang, tidak akan ada yang terlihat kecuali hanya hamparan perkebunan kelapa sawit.Benar-benar tidak seperti yang dibayangkan, perjalanan menuju tempat penyeberangan saja sudah memakan waktu lebih kurang dua jam. Ditambah perjalanan menuju Nagari Mandiangin Katiagan menyeberang dengan berjalan kaki di rawa-rawa memakan waktu tiga sampai empat jam.Beginilah susahnya akses jalan menuju kampung kami. Makanya kami sangat berharap Pemkab Pasbar dan DPRD ikut memikirkan jalan alternatif menuju Jorong Katiagan. Kasihan kita dengan warga di sini harus menyabung nyawa setiap kali ingin berurusan ke ibukota kabupaten,ujar S Buyung Ganto.Hal sama juga dikatakan Ketua Bamus Jorong Katiagan, Nurul Hidayat kepada antara-sumbar.com. Ia pun berharap jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan diperhatikan. Jangan daerah yang kaya potensi sumberdaya alam (SDA) dan suberdaya manusia (SDM) saja yang diperhatikan, nagari Mandiangin Katiagan juga butuh diperhatikan.Kami berharap Pemkab Pasbar bersama DPRD memiliki tekad yang sama untuk membangun daerah-daerah tertinggal, terutama Nagari Mandiangin Katiagan, ujarnya.Tokoh masyarakat Katiagan, Tamsil Sutan Mangkuto, juga berharap jalan menuju Mandiangin Katiagan segera dibenahi. Dengan kondisi jalan saat ini, akses transportasi memakan waktu lama. Ia berharap para pejabat Pemkab Pasbar melihat langsung Nagari Mandiangin Katiagan, sehingga muncul keinginan memperbaiki jalan ke Mandiangin Katiagan.Nagari Mandiangin Katiagan dihuni 4.072 jiwa dengan 867 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan petani kebun. Sebagian besar lahan di wilayah Katiagan adalah lahan perkebunan dengan luas sekitar 8.200 Ha. Penduduknya 100 persen menganut agama Islam dan etnis yang mendominasi adalah etnis melayu dimana hampir 99% berasal dari etnis tersebut, sisanya adalah etnis Mandailing dan Jawa. Selain dari hasil tangkapan ikan, hasil lainnya adalah buah kelapa sawit. Wilayah pemukiman penduduk Jorong Katiagan menyebar, tetapi pemukiman ini tidak langsung berbatasan dengan laut, melainkan dibatasi sungai dan daratan.Kekayaan alam laut memang menjadi magnet kuat di Nagari Mandiangin Katiagan, terbukti banyaknya warga yang berprofesi sebagai nelayan. Apalagi hasil laut di kawasan itu begitu menjanjikan. Hasil tangkapan ikan mencapai ratusan ton per minggu.Namun sayang potensi besar tangkapan ikan itu, sulit untuk dibawa keluar karena sulitnya akses transportasi. Masyarakat percaya jika masalah transportasi ini bisa diatasi, nagari mereka akan menjadi salah satu penghasil ikan terbesar di Pasbar.Masih karena masalah transportasi, sebagian besar anak usia sekolah banyak yang putus pendidikan. Kebanyakan mereka hanya menamatkan pendidikan sampai bangku Sekolah Dasar (SD) dan sedikit sekali yang sampai ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).Secara umum infrastruktur yang ada di Jorong Katiagan belum selengkap infrastruktur yang ada di jorong lainnya. Saat ini Jorong Katiagan belum memiliki bangunan tambat perahu, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar. Lebih memiriskan lagi Jorong Katiagan belum memiliki tempat mandi cuci kakus (MCK), sehingga warganya banyak buang air besar dan kecil ke sungai yang ada di sekitarnya. Tentunya tindakan warga ini akan mempengaruhi kesehatan. Selain itu, warga Jorong Katiagan masih hidup dalam kegelapan tanpa aliran listrik, mereka hanya menggunakan lampu dinding dari minyak tanah. Selain keterbatasan sarana-prasarana, Jorong Katiagan juga secara akses komunikasi sangat tertinggal. Selain lokasi yang jauh, Jorong Katiagan juga tidak memiliki jaringan komunikasi, baik telepon kabel maupun seluler. Fasilitas yang ada di Jorong Katiagan hanya berupa fasilitas kesehatan terdiri dari tiga buah Posyandu dan Kesling satu buah. Sedangkan fasilitas pendidikan SD dua buah dan satu SLTP yang masing-masing memiliki gedung yang sederhana. Dijelaskan Tamsil Mangkuto, secara umum untuk pengembangan Jorong Katiagan ke depan diperlukan infrastruktur, seperti jalan masuk menuju Katiagan yang selama ini akses jalannya sangat susah dilalui sehingga perekonomian masyarakat jadi terhambat. Apabila ada akses penyeberangan antara daratan permukiman dengan daratan di pantai, akan banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan seperti, lahan daratan tersebut dapat digunakan sebagai sentral pengolahan ikan. Selain itu, potensi alam dan pantainya yang indah sangat bagus dikembangkan sebagai objek wisata. Selain itu akses jalan ke Tiku juga akan mudah karena sudah ada jalan yang telah dirintis, hal ini akan mempercepat akses ekonomi masyarakat. Jorong Katiagan juga memiliki sungai yang mengelilingi kejorongan tersebut, dimana sungai tersebut belum tercemar dan merupakan sarana transportasi yang sering digunakan ke pusat ibukota Nagari, dan merupakan sumber mata pencaharian penduduk setempat untuk menangkap ikan. Jorong Katiagan juga memiliki hutan mangrove lebih kurang 200 Ha yang hidup di sepanjang pantai, muara sungai dan sepanjang sungai. Hutan mangrove merupakan tempat berpijak, mencari makan dan tempat pembesaran berbagai jenis ikan. Hutan mangrove juga dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mencari ikan, kepiting, udang dan ada juga yang mengambil kayu bakau untuk perumahan. Selain memiliki hutan mangrove yang luas, Jorong Katiagan juga merupakan salah satu jorong yang dikelilingi sungai. Dengan adanya sungai yang bermuara di Jorong ini, maka terbentuk estuaria atau ekosistem air payau. Tipe estuaria di jorong katiagan adalah tipe estuaria daratan denga luas 75 Ha. Adanya ekosistem estuaria berpotensi sebagai lahan budidaya ikan seperti budidaya ikan bandeng dan tambak udang. Apalagi adanya lahan hutan mangrove yang dapat dijadikan sebagai tambak untuk budidaya.Organisme-organisme yang hidup di ekosistem estuaria adalah berbagai jenis ikan, udang, kepiting, buaya dan organisme-organisme lain yang dapat beradaptasi dengan perubahan salinitas yang tajam. Ekosistem estuaria ini juga merupakan tempat masyarakat dalam menangkap ikan. Dari pengamatan antara-sumbar.com. Gebrakan Pemkab Pasbar mengunjungi daerah ini untuk merasakan langsung sulitnya akses transportasi menuju Mandiangin Katiagan patut diacungi jempol. Daerah tertinggal dengan potensi kekayaan alam dan laut melimpah ini memang butuh perhatian serius. Persoalan transportasi menuju Jorong Katiagan memang persoalan pelik yang harus dipecahkan bersama-sama stakeholders daerah ini. Membebani salah satu pihak tentu bukanlah pilihan bijak, mengingat pembangunan akan berhasil jika ada kerjasama dan dukungan berbagai pihak.Menanggapi keluhan dan harapan masyarakat Nagari Mandiangin Katiagan, Bupati Pasbar, H Syahiran, menyatakan akan terus berusaha bersama DPRD Pasbar untuk mencarikan jalan ke luar, agar masyarakat Katiagan bisa lepas dari ketertinggalan.Dana APBN untuk pembangunan jalan dan jembatan pascabencana akan diusahakan bisa dialihkan ke nagari ini. Kita berharap masyarakat bersabar, karena semua butuh proses. Saat ini, dari 22 daerah tertinggal, 20 daerah sudah bebas dan sudah bisa dilewati kendaraan roda dua. Mudah-mudahan ke depan kita bisa lebih baik lagi, katanya. ***
Berita Terkait
Bupati Sabar AS salurkan benih padi kaya gizi biofortifikasi di Rao Utara
Sabtu, 3 Agustus 2024 5:10 Wib
Sah pejabat berharta fantastis asal dipertanggungjawabkan
Jumat, 3 Maret 2023 20:31 Wib
Buku "Solok Selatan Dalam Data 2023" dipastikan kaya data
Kamis, 19 Januari 2023 16:20 Wib
Indonesia kaya sumber energi baru dan terbarukan
Kamis, 24 November 2022 10:55 Wib
Wagub: Pessel kaya potensi, berpeluang tarik investor
Selasa, 8 November 2022 9:38 Wib
Tiram, hidangan laut kaya manfaat
Kamis, 28 April 2022 10:04 Wib
Harta 10 orang terkaya di dunia meningkat lebih dari dua kali lipat selama pandemi
Senin, 17 Januari 2022 9:17 Wib
Harta kekayaan enam menteri baru Kabinet Indonesia Maju, Sandiaga Uno paling kaya
Selasa, 22 Desember 2020 18:53 Wib