Kelompok Tani Patarus, awalnya tidaklah begitu dikenal namanya, dan boleh dibilang biasa-biasa saja. Tapi di penghujung tahun 2008, nama itu begitu bergema. Tidak saja di Provinsi Sumatera Barat, tapi sampai ke tingkat nasional, dengan prestasi terbaik III lomba Ketahanan Pangan Tingkat Nasional, menyisihkan kelompok tani lainnya utusan dari berbagai provinsi. Meski baru pada posisi sebagai juara terbaik III, tapi kelompok ini telah mampu mengharumkan nama Kabupaten Sijunjung dan Sumatera Barat, dibidang ketahanan pangan. Kelompok Patarus terbentuk berawal sebuah Kelompok Toboh yang memang telah memasyarakat di Kabupaten Sijunjung. Kelompok Toboh ini merupakan kumpulan dari beberapa orang petani, yang dalam aktifitasnya selalu mengutamakan kebersamaan dan mufakat, baik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan maupun dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Awalnya kelompok ini hanya beranggotakan 13 orang, dari hasil musyarawah yang dilaksanakan Januari 1991, anggota kelompok sepakat untuk memberi nama kelompok dengan nama Patarus, nama ini singkatan dari Padang Tarang Aur Serumpun. Berkat kekompakan antar sesama anggota, kelompok ini dari tahun ke tahun selalu memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan, sehingga menimbulkan minat petani lainnya untuk bergabung. Pada tahun 2000, anggota kelompok tani Patarus bertambah sebanyak 10 orang, sehingga jumlahnya meningkat menjadi 23 orang. Melihat perkembangan kelompok yang begitu pesat didorong keinginan untuk meningkatkan kelompok menjadi koperasi tani yang memiliki legalitas, maka tahun 2003 pengurus mencoba mengajukan izin memiliki badan hukum ke Dinas Koperindag Kabupaten. Setelah dilakukan penelitian oleh instansi yang bersangkutan, maka Juni 2003 keluarlah badan hukum Kelompok Tani Patarus sebagai Koperasi Tani, dengan besar simpanan pokok Rp23.000 dan simpanan wajib Rp1.000 per bulan. Sedangkan lahan yang dimiliki saat itu berupa sawah seluas 12,5 hektar dan lahan kering seluas 17 hektar. Melihat perkembangan kelompok yang begitu baik, tahun 2004 kelompok ini mendapat kepercayaan mengelola dana lumbung pangan sebesar Rp25 juta, kemudian tahun 2005 kembali mendapatan tambahan dana sebesar Rp25 juta. Pada tahun 2006 kelompok ini mendapat kepercayaan mewakili Kabupaten Sijunjung pada lomba Lumbung Pangan tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan berhasil meraih juara II pada lomba tersebut. Tahun 2007 kelompok ini kembali Kabupaten Sijunjung dalam lomba yang sama, namu peringkatnya turun dari juara II menjadi juara III. Kendati demikian, karena kelompok ini telah memiliki prestasi, maka Dinas Koperindag Kabupaten kembali memberikan bantuan dana bergulir sebesar Rp350 juta untuk peternakan sapi bali. Puncaknya, tahun 2008 Keltan Patarus kembali diutus mewakili Kabupaten Sijunjung pada Lomba Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Sumatera Barat, dan hasil kelompok ini berhasil meraih juara I, sekaligus dipercaya menjadi utusan Sumatera Barat ke tingkat nasional. Ditingkat nasional, kelompok yang dipimpin Jamian yang hanya berpendidikan sampai kelas III SD ini, berhasil menorehkan prestasi terbaik dengan merebut gelar juara III Ketahanan Pangan Tingkat Nasional, prestasi tersebut sekaligus mengharumkan Kabupaten Sijunjung dan Sumatera Barat dalam bidang ketahanan pangan ditingkat nasional. Akankah prestasi ini diikuti pula oleh kelompok tani lainnya? Mari sama-sama kita tunggu jawabannya. (***)