Mentawai -(ANTARA), Bupati Kepulauan Mentawai-Sumatera Barat, Yudas Sabaggalet menyatakan optimis, daerah yang dipimpinnya dapat mewujudkan swasembada pangan pada tahun 2016, bahkan dimungkinkan pada tahun itu Mentawai dapat memasarkan hasil padi lokal keluar daerah.
Ini suatu bukti, bahwa kita mampu untuk berswasembada pangan, untuk saat ini mungkin kita baru memenuhi kebutuhan sendiri, tapi saya optimis pada tahun 2016 mendatang kita akan mampu ekspor beras ke daerah lain, sehingga pada saatnya nanti akan ada karung beras berlogo Mentawai dimana-mana. Ujar Yudas seusai melakukan Panen Perdana Padi Lokal jenis IR 46 dan TB 42 hasil cetak sawah oleh kelompok tani Sipainungnungan binaan dinas pertanian di desa Malancan dusun Srilanggai Siberut Utara, Sabtu
Yudas menyebutkan, keberhasilan panen padi perdana didaerahnya juga merupakan kemandirian dalam mewujudkan swasembada pangan, dan tidak tergantung pasokan pangan dari daerah lain termasuk pasokan beras miskin (Raskin) di Mentawai, meskipun daerahnya tidak pernah menolak jatah beras miskin itu.
Jadi perlu saya luruskan, bahwa Mentawai tidak pernah menolak jatah raskin, namun kita memang hentikan distribusi raskin itu, mengingat biaya distribusi yang tidak sebanding dengan jatah beras yang akan kita distribusikan, untuk raskin kita mendapat 1.800 ton per tahun, tapi untuk mendistribusikan beras itu sampai kemasyarakat di pedalaman biayanya hampir mencapai 2,5 Milyar. Ujar Yudas.
Kata Yudas, disamping biaya pendistribusian yang tidak sebanding dengan jatah beras yang diterima, sebagian besar masyarakat Mentawai sampai saat ini hanya 25 sampai 30 persen saja yang mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok.
Saat ini penduduk Mentawai sudah mencapai 84 ribu lebih, tapi hanya 25-30 persen saja, yang mengkonsumsi beras, itupun masyarakat yang tinggal sekitar ibukota kecamatan, kalau warga pedalaman mereka masih tetap mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok. Ujarnya.
Sementara, Novriadi, Kepala Dinas Petanian, Perkebunan dan Pertenakan setempat menyebutkan, pihaknya telah melakukan program cetak sawah baru sejak tahun 2013 dengan membuka perluasan sawah sebanyak 265 hektare ditambah rehab sawah yang sudah ada seluas 95 hektare, dan terus akan ditingkatkan pada setiap tahunnya.
Untuk cetak sawah, kita targetkan tahun 2013 seluas 320 hektar, namun terealisasi dan bisa kita lakukan panen seluas 222 hektar, di beberapa daerah dengan masing-masing areal cetak sawah untuk 30 hektar bisa menghasilkan sekitar 90 ton gabak kering. Kata Novriadi
Novriadi menyebutkan, melalui peng-anggaran alokasi APBD Mentawai tahun 2013, pihaknya telah melakukan cetak sawah baru seluas 222 hektare diantaranya di dusun Srilanggai desa Malancan Siberut Utara seluas 30 ha, desa Sigapokna dan Tiniti Siberut Barat seluas 44 ha, desa Puro Muntei Kecamatan Siberut Selatan 47 ha, desa Toro Laggok Katurai Siberut Barat Daya seluas 30 ha, Saurenuk Sipora Selatan 41 ha, dan desa Saibi Siberut Tengah seluas 30 hektare.
Cetak sawah yang diterapkan memakai sistem masa tanam dua kali setahun, dengan masa panen selama 100 hari itu, kata Novriadi diyakini dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Mentawai, bahkan dimungkinkan pada tahun 2016 mendatang Mentawai dapat ekspor beras ke daerah lain, pasalnya dari areal cetak sawah baik yang dibantu Pemkab Mentawai, maupun dari swadaya masyarakat, pada tahun itu keseluruhan bisa mencapai luas 1.137 hektare.
Kebutuhan beras masyarakat Mentawai per tahun itu sekitar 5.100 ton, kalau pada tahun 2016 nanti kita bisa ujudkan cetak sawah seluas 1.137 hektare dan coba kita kalikan 3 ton beras saja dalam setahun untuk per hektarenya, maka produksi beras Mentawai tentu bukan hanya memenuhi kebutuhan sendiri, tapi juga bisa di ekspor ke daerah lain. Ujar Novriadi
Program perluasan cetak sawah kata Novriadi akan terus dilakukan hingga menuju target Mentawai berswasembada pangan 2016. Pada tahun 2014 akan dilakukan perluasan cetak sawah seluas 250 hektare dengan alokasi dana APBD Mentwai sebesar Rp. 290 Juta untuk setiap 30 hektare. Perluasan cetak sawah itu antara lain di desa Taileuleu, Mataoninit dan desa Silaoinan kecamatan Sikakap masing-masing seluas 30 ha, kemudian di beberapa desa wilayah Siberut seperti di desa Rodog, Madobag dan Malancan, kemudian di kawasan Sipora cetak sawak akan dilakukan di desa Berilou dengan masing-masing cetak sawah seluas antara 30 sampai 40 hektare.
Tahun 2014 ini kita sudah targetkan perluasan cetak sawah 250 hektare lagi, dengan dana Rp. 290 juta untuk 30 hektare, dan diluar anggaran itu kita juga telah persiapkan berbagai sarana penunjang untuk program cetak sawah ini, seperti bantuan healer, hand tractor, bangunan untuk penunjang petani, dan yang terpenting kita akan perbaiki sistim irigasinya. Pungkas Novriadi.
Kagiatan panen perdana tanaman padi hasil olahan para petani Bumi Sikere yang dipusatkan di desa Malancan dusun Srilanggai Siberut Utara itu berlangsung cukup meriah, meskipun acara baru dimulai pada siang hari dengan cuaca yang cukup panas, namun warga setempat tetap bersemangat berbondong-bondong memadati areal sawah untuk melihat secara langsung sosok Yudas Sabaggalet sebagai Bupati Mentawai pilihan mereka dalam melakukan panen padi perdana.
Ikut dalam rombongan Bupati dalam kegiatan panen perdana di desa Malancan ini, antara lain ketua DPRD Mentawai, Hendri Dori Satoko, Danlanal persiapan Mentawai, Mayor Laut Baratiku, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Novriadi, Kepala Dinas Kelautan Perikanan, Edi Sukarni, Kepala Dinas Pendidikan Sermon Sakarebau, Kepala BPBD, Elisa Siriparang, Kepala dinas Kesehatan, dr.Warta, Kepala Bagian Umum, Naslindo Sirait, dan Kepala Bagian Humas Sekkab,Mentawai Joni Anwar. Sementara dari kecamatan Siberut Utara ikut Camat Siberut Utara, Sandra dan unsur pimpinan Muspicam setempat. (Dio)