Dinas Perkebunan Sumbar: Tingkatkan Kualitas Produksi Kakao

id Dinas Perkebunan Sumbar: Tingkatkan Kualitas Produksi Kakao

Pariaman, (Antara) - Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Barat Fajuruddin mengimbau petani kakao di daerah itu meningkatkan kualitas produksi dengan menggunakan bibit unggul dan mengolah hasil kakao (fermentasi) sebelum dijual agar mempunyai nilai tambah. "Pemasaran bukan masalah bagi petani, namun yang perlu dilakukan yakni adanya perbaikan kualitas," kata Fajuruddin saat dihubungi dari Pariaman, Selasa. Ia menjelaskan semakin baiknya mutu kakao petani maka dapat meningkatkan harga jual dan pendapatan petani. "Perlahan namun pasti, kami terus melakukan pemahaman dan penjelasan pada petani dalam penerapan mutu kakao yang baik, meskipun memakan waktu yang lama, optimistis sosialisasi tersebut akan membuahkan hasil maksimal," katanya. Agar mutu kakao petani lebih baik, katanya, pemerintah mengarahkan kepada petani kakao untuk senantiasa melakukan fermentasi biji kakao. "Semakin baik mutu kakao petani, tentu akan mempengaruhi harga jualnya, sebab melihat tingkat kesulitan, kakao dengan mutu baik, harus melalaui beberapa tahapan," jelas Fajaruddin. Ia mengatakan untuk itu Dinas Perkebunan Sumbar telah melakukan sekolah lapangan bagi petani kakao. "Pelaksanaan sekolah lapangan dengan pendekatan praktek budidaya pertanian dan praktek lingkungan yang baik, dipandang sangat inovatif dalam rangka mewujudkan peningkatan produksi dan pendapatan petani serta terjaganya pelestarian lingkungan," ujarnya. Ia menjelaskan untuk tahun 2013 kegiatan dan pendampingan dengan program sekolah lapang kakao kepada petani adalah sebanyak 1.320 orang, dengan rincian 480 orang di Kabupaten Tanah Datar, 780 orang untuk Padang Pariaman dan 60 orang di Kota Padang. Bagi kebun klon blb 50 lokasi Tanah Datar dan Padang Pariaman, rumah bibit lokasi kab. Tanah datar, akan menjadi tempat/sentra pelatihan wilayah sumatera serta pendampingan melalui petugas dan petani yang telah di selesaikan. "Meningkatnya kualitas mutu dan produksi kakao, rata-rata produksi kakao sebelum ada Sekolah Lapangan pada tahun 2012 kurang dari 1 ton/ha/tahun, setelah mendapatkan Sekolah Lapangan produksi kakao pada tahun 2013 menjadi 1,8 -2,2 ton/ha/tahun. Selain itu, kebun kakao petani telah melaksanakan budidaya sesuai teknis untuk 3 lokasi lebih dari 1000 ha diluar 12 lokasi nagari model kakao," jelasnya. Pada tahun 2015, tambah Fajaruddin, pihaknya menargetkan 200 hektare lahan bisa dimanfaatkan menjadi lahan produksi kakao dan diprediksi dapat meningkatkan produksi sebanyak 120 ton kakao, sehingga bisa lebih meningkatkan perekonomian Sumbar khususnya, dan menjadi penghasil kakao terbesat di Indonesia," harapnya. "Penambahan lahan tersebut diperlukan untuk meningkatkan produksi kakao serta menambah penghasilan petani," katanya. (*)