Kepatuhan Sri Wahyuni Berbuah Manis

id Kepatuhan Sri Wahyuni Berbuah Manis

Incheon, (Antara) - Patuh pada perintah rupanya berbuah manis bagi Sri Wahyuni yang pada laga perdana cabang angkat besi di Asian Games 2014 pada Sabtu (20/9), mampu merebut medali perak. "Saya manut saja kepada pelatih, suruh angkat, saya angkat saja," kata juara dunia angkat besi tingkat dunia junior di Kazan, Rusia, itu saat ditemui di arena kompetisi cabang angkat besi di Moonlight festival Garden, Incheon, Korsel, Minggu. Lifter yang pertama kali mengenal olahraga angkat besi ketika dirinya berusia 13 tahun dari teman ayahnya yang juga atlet handal angkat besi Siti Aisyah, mengaku sempat tegang saat bertanding, mengingat lawan-lawannya sangat berat, terutama atlet dari Tiongkok dan Korea Utara. "Jujur saya sempat tegang, tapi karena ada dukungan dari pelatih, saya bisa bertanding dengan tenang," kata atlet kelahiran Bandung 13 Agustus 1994 itu. Ditanya tentang penghasilan yang didapat sebagai atlet berprestasi, putri pertama dari pasangan Candiana dan Rosita itu mengungkapkan bahwa apa yang dia dapat dari hasil prestasinya untuk masa depan. "Saya tabung buat masa depan," imbuhnya. Disinggung apa yang menarik baginya tentang olahraga angkat besi, atlet yang baru masuk kuliah di Universitas Bhayangkara, Bekasi jurusan hukum itu mengatakan angkat besi bisa menjadikannya seperti laki-laki. "Biar seperti cowok, saya juga harus kuat," katanya. Namun mengingat sesuatunya juga ada batasnya, atlet bernama lengkap Sri Wahyuni Agustiani itu mengaku dirinya akan berhenti mengangkat barbel di usia 27 tahun, meskipun keinginannya bisa terus bertanding. Namun ada satu yang masih menjadi impian Sri Wahyuni sebelum dia pensiun dari olahraga angkat besi yaitu ingin menjadi yang terbaik di ajang Olimpiade. "PON sudah, SEA Games sudah, Kejuaraan Dunia sudah, satu lagi yang saya impikan yaitu medali emas di Olimpiade yang selama ini belum pernah saya ikuti," katanya. (*/jno)