Pemkab-Kodim Buat Dua Juta Lubang Biopori

id Pemkab-Kodim Buat Dua Juta Lubang Biopori

Sarilamak, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dan Kodim 0306/50 Kota mencanangkan pembuatan dua juta lubang biopori di daerah itu, Rabu. Bupati Limapuluh Kota, Alis Marajo, di Sarilamak, Rabu, mengatakan gerakan pembuatan lubang biopori ini merupakan sebuah terobosan untuk mengatasi persoalan lingkungan terutama banjir. Dia mengatakan, sejumlah daerah di Limapuluh Kota saat ini sudah ada yang masuk daerah rawan banjir, karena itu gerakan pembuatan biopori tersebut sangat didukung oleh pemkab setempat. "Banjir, sampah, pencemaran udara dan kualitas air yang buruk merupakan kasus yang mulai terjadi di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Limapuluh Kota. Mudah-mudahan dengan dengan gerakan ini akan ada perbaikan yang dilakukan ke depan," kata dia. Menurut dia, dengan membuat beberapa lubang biopori di lingkungan rumah, satu keluarga akan bisa mengelola sampah organik secara mandiri. "Ini berpotensi membantu mengurangi timbunan sampah sebesar 20 persen sampai tahun 2019," katanya. Sementara itu Dandim 0306/50 Kota Letkol Inf. Trisno Widodo mengatakan, lubang biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal kedalaman tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melabihi kedalaman muka air tanah. Diperkirakan, satu lubang biopori akan dapat menampung 7,8 liter sampah organik sehingga dengan membuat sejumlah lubang biopori akan daapt mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang atau dibakar. "Lubang Resapan Biopori (LRB) teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara meningkatkan daya resapan air," kata dia. Dia menambahkan, lubang itu juga berfungsi untuk mengubah sampah organik menjadi kompos, memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. "Ini juga untuk menjaga kelestarian air bawah tanah dan sebagai carbon sink untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global," kata dia. (*/mko)