Konsesi 30 Tahun Kereta Api Bandara untuk KAI

id Konsesi 30 Tahun Kereta Api Bandara untuk KAI

Jakarta, (Antara) - Kementerian Perhubungan memberikan konsesi hingga jangka waktu selama 30 tahun kepada PT KAI untuk pengelolaan kereta api bandara yang bakal menjadi salah satu moda transportasi yang menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta. "Kementerian Perhubungan memberikan konsesi pengelolaan kereta api Bandara Soekarno-Hatta, selama 30 tahun kepada PT Kereta Api Indonesia," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, Rabu. Sedangkan terkait dengan pembangunan, ujar dia, pihaknya mengharapkan pembangunan KA Bandara Soekarno-Hatta dapat selesai pada Juni tahun 2015 serta telah dapat dioperasionalkan pada Juli 2015. Kemenhub juga telah menandatangani perjanjian kerja sama tentang penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum Bandara Soekarno Hatta melalui kota Tangerang. Perjanjian kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan moda transportasi kereta api, khususnya untuk melayani angkutan penumpang ke bandara. Sebelumnya, peningkatan pendistribusian logistik seperti pengangkutan barang perusahaan dengan menggunakan jalur kereta api dinilai bakal mengurangi beban kemacetan dibandingkan dengan menggunakan truk kontainer. "Saat ini sejumlah perusahaan sudah memilih untuk menggunakan kereta logistik," kata Direktur Operasi dan Pemasaran PT KA Logistic dalam acara peluncuran angkutan KA barang kontainer yang dilaksanakan di Stasiun Jakarta Gudang Kampung Bandan, Jakarta, Kamis (26/6). Menurut dia, bila semakin banyak perusahaan yang menggunakan kereta logistik untuk mengatasi persoalan distribusi, maka hal itu juga dinilai akan mampu mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengingatkan bahwa pengusaha masih menanggung tingginya biaya logistik dalam usaha mereka sehingga pemerintah diharapkan dapat mengatasi hal tersebut. "Industri kita harus menanggung biaya logistik tidak kurang dari 30 persen dari biaya produksi karena infrastruktur yang kurang baik," kata Suryo Bambang Sulisto, Senin (16/6). Padahal ia mengingatkan bahwa ke depan Indonesia perlu mengembangkan ekonomi berorientasi produksi agar dapat menekan impor barang-barang konsumsi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, lanjutnya, untuk memperkuat industri masih terkendala oleh barang modal dan bahan penolong yang harus diimpor, sedangkan barang produk dalam negeri yang ada juga masih terlalu mahal karena biaya produksi yang tinggi. (*/jno)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.