BPPI Garap Pariwisata Daerah Perbatasan

id BPPI Garap Pariwisata Daerah Perbatasan

Jakarta, (Antara) - Ketua Umum Badan Promosi Pariwisata Indonesia Yanti Sukamdani mengatakan pihaknya mulai fokus untuk menggarap pariwisata di daerah perbatasan sebagai salah satu upaya mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air. "BPPI mulai menggarap daerah perbatasan karena kemudahan akses untuk masuk ke wilayah Indonesia," kata Yanti Sukamdani di Jakarta, Minggu, dalam Diskusi Peran Media Massa dalam Mendorong Potensi Wisata Indonesia. Menurut dia promosi wisata di daerah perbatasan sangat potensial untuk memobilisasi wisman untuk masuk ke Indonesia. Beberapa program yang dilakukan misalnya menggelar atraksi dan daya tarik wisata di wilayah perbatasan dengan konser musik. "Kami baru-baru ini menyelenggarakan Bintan Jazz Festival 2014 yang diharapkan bisa menarik wisatawan dari Singapura dan Malaysia," katanya. Pada kesempatan yang sama Staf Ahli Bidang Politik Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) Rahmat Tatang Baharudin mengatakan pihaknya siap untuk melaksanakan pengembangan dan promosi wisata sejalan dengan program yang dilakukan pelaku usaha pariwisata yang berada dalam naungan BPPI. "Kami memiliki program unggulan kabupaten (Prukab) dengan fokus antara lain kopi, karet, rumput laut, hingga kakao. Banyak daerah yang potensi unggulannya ada di bidang pariwisata," katanya. Oleh sebab itu pihaknya juga mengembangkan program terkait pariwisata misalnya mengembangkan agrowisata di daerah binaan misalnya kopi di Toraja Utara. "Kawasan Indonesia Timur khususnya NTB dan NTT sebagian besar masih masuk kategori daerah tertinggal. Padahal kawasan tersebut memiliki potensi pariwisata luar biasa yang dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian setempat," katanya. Pada kesempatan yang sama Ketua Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tri Wibowo mengatakan para pemangku kepentingan di bidang pariwisata sudah selayaknya memandang media massa untuk mendorong pembangunan pariwisata di Tanah Air. Menurut dia keberpihakan media pada promosi serta pewacanaan destinasi wisata utama sangat penting di samping peran media untuk mengontrol dan memicu pemerintah dan investor. "Wartawan pariwisata harus jujur dan bisa memberitakan informasi secara kontinyu yang akan melahirkan masukan dari publik kepada pembuat kebijakan," katanya. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) Sapta Nirwandar mengatakan ada potensi besar di daerah-daerah tertinggal dan perbatasan untuk digarap sebagai tujuan wisata minat khusus. "Ini bagus untuk dikembangkan ke depan karena prospeknya yang cerah," katanya. (*/WIJ)