Jakarta, (Antara) - Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Ari Fahrial Syam mengatakan perempuan lebih cenderung mengalami sembelit dibandingkan laki-laki antara lain karena faktor hormon. "Memang sudah dasarnya perempuan cenderung sembelit, selain karena hormon juga karena kurang bergerak, asupan makanan yang kurang, diet rendah serat, obat-obatan dan depresi," kata Ari pada peluncuran situs www.bebassembelit.com di Jakarta, Rabu. Sembelit atau konstipasi adalah gejala defekasi (buang air besar) yang tidak memuaskan ditandai frekuensi yang kurang dari tiga kali dalam seminggu atau kesulitan dalam evakuasi feses (kotoran) akibat feses keras. Gejala sembelit, menurut Konsensus Nasional Penatalaksanaan Konstipasi di Indonesia 2010-Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia seperti mengejan, feses yang keras, perasaan tidak lampias saat buang air besar (BAB), perasaan ada hambatan pada dubur, evakuasi feses secara manual dan BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu. Menurut Ari, penyebab faktor risiko sembelit diantaranya, usia, kondisi hamil, aktivitas kurang, jumlah asupan serat dan air yang kurang dan depresi. Ia mengatakan dari 1.246 pasien yang ditanganinya, hasil kolonoskopi menunjukkan 10 persen mengalami konstipasi karena sulit BAB. Komplikasi sulit BAB bisa disebabkan karena dispepsia (maag), radang (polyps), usus yang mengantong (diverticulosis) dan ambien yang disebabkan feses yang keras sehingga saat mengeden terjadi luka. Sembelit juga akhirnya bisa menyebabkan kanker kolon karena terjadi perlukaan di usus atau akibat infeksi. Menurut dia, untuk mencegah munculnya sembelit maka harus banyak minum air dan asupan serat dan aktivitas yang cukup. "Feses bergerak butuh air maka kalau kurang minum feses sulit bergerak. Sedangkan serat membentuk feses dan aktivitas kita menyebabkan usus juga bergerak. Maka ketiga hal ini penting agar tidak sembelit," kata dia. Masalah sembelit selama ini seakan tabu untuk dibicarakan karena orang yang mengalaminya malu dan dianggap tidak menarik, maka Dulcolax mengajak masyarakat untuk lebih sadar serta waspada terhadap sembelit. "Melalui situs web www.bebassembelit.com masyarakat bisa mendapat informasi detil terkait sembelit. Selain itu masyarakat juga dapat melakukan pengecekan sederhana untuk mengetahui apakah berpotensi mengalami sembelit atau tidak," kata Senior Brand Dulcolax, Indra Sugiharto. (*/jno)
Berita Terkait
PVMBG: Gempa letusan Gunung Marapi cenderung menurun
Senin, 18 November 2024 15:23 Wib
Mendekati Lebaran, harga bahan pokok di Payakumbuh cenderung stabil
Jumat, 5 April 2024 9:20 Wib
PVMBG laporkan aktivitas Gunung Marapi cenderung meningkat
Minggu, 3 Maret 2024 5:30 Wib
PVMBG: Gas beracun di kawah Gunung Marapi cenderung menurun
Minggu, 3 Maret 2024 5:29 Wib
Survei: Pemilih tidak puas kinerja Presiden Jokowi cenderung dukung Prabowo
Selasa, 16 Mei 2023 7:37 Wib
Harga pangan di Padang Panjang cenderung stabil
Sabtu, 18 Februari 2023 16:26 Wib
IHSG Selasa pagi cenderung variatif jelang pertemuan The Fed
Selasa, 31 Januari 2023 9:50 Wib
BMKG prakirakan Kota Padang cenderung cerah berawan pada Senin
Senin, 2 Januari 2023 6:56 Wib