Jakarta, (Antara) - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero), akan menguji coba injeksi bahan kimia ke dalam sumur pengeboran di Lapangan West Bamboo, Blok-2, Sudan. Manajer Aset Timur Tengah dan Afrika PHE Eko Rukmono di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya optimistis injeksi bahan kimia (chemical) itu mampu meningkatkan produksi minyak di blok Sudan. "Pada Mei-Oktober 2013 ini, kami akan melakukan tahap komersial berupa 'pilot project' injeksi 'chemical' di West Bamboo," katanya. Injeksi bahan kimia (chemical injection) merupakan salah satu metoda pengurasan sumur minyak tahap lanjut (enhance oil recovery/EOR). Metoda lainnya adalah menginjeksikan uap panas (steam) ke dalam sumur. PHE memilih injeksi "chemical", karena lebih murah dibandingkan "steam". Injeksi "chemical" di Sudan dikhususkan untuk meningkatkan produksi minyak jenis berat (heavy oil). Eko mengatakan pihaknya telah melakukan proses pengkajian "chemical" EOR di West Bamboo sejak 2010. Pada Agustus 2010, Pertamina bersama BUMN migas Sudan, Sudan National Petroleum Corporation (Sudapet), dan Institute Teknologi Bandung (ITB) menandatangani nota kesepahaman pelaksanaan "chemical" EOR di Sudan. Pada Oktober 2010 dilakukan pencairan lapangan, Februari-Juni 2011 dilaksanakan analisa laboratorium, dan "workshop" November 2011. Periode Maret-April 2012, uji coba "chemical" EOR diperoleh di West Bamboo, Blok-2 setelah disetujui Great Nile Petroleum Company (GNPOC), selaku operatornya. GNPOC merupakan perusahaan patungan dari China, India, dan Sudan yang mengoperasikan Blok-2. Eko menambahkan, setelah proyek percontohan, pada pertengahan 2015 akan mulai dilaksanakan di lapangan sesungguhnya. PHE, lanjutnya, sudah meminta persetujuan pelaksanaan tahap komersial "chemical" EOR ke pimpinan Sudapet. Menurut dia, awalnya direncanakan produksi bisa dilakukan awal 2014, namun karena krisis politik di Sudan dan pergantian pimpinan Sudapet, mundur menjadi pertengahan 2015. "Kalau lancar, proyek 'chemical' EOR ini selesai 2021," ujarnya. Ia juga mengatakan, berdasarkan uji laboratorium, injeksi "chemical" di West Bamboo mampu menghasilkan produksi hingga 17.000 barel dalam tiga bulan. "Tingkat 'recovery' skala laboratorium bisa mencapai 80 persen. Kalau saja dalam kondisi riil 'recovery'-nya 40 persen, itu sudah bagus dan bisa dilanjutkan ke tahap sebenarnya di lapangan," katanya. Ia berharap memiliki hak menginjeksikan "chemical" di seluruh blok yang berlokasi di Sudan. Saat ini, di wilayah Sudan tercatat memiliki cadangan minyak sebesar satu miliar barel dengan produksi 120.000 barel per hari. Sekitar 20 persen dari cadangan minyak tersebut berjenis berat. "Kalau PHE diberi hak untuk menginjeksikan 'chemical', maka kami mampu meningkatkan 'recovery' untuk 'heavy oil' hingga dua kali lipat," katanya. Di Sudan, Pertamina juga menjadi operator di Blok-13 Laut Merah dengan kepemilikan 20 persen. Pemilik saham lainnya adalah CNPC, Sudapet, Express, dan NRG. Kontrak blok yang saat ini masih tahap eksplorasi, ditandatangani pada 2007. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024