Medan (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga Selasa mencatat sebanyak 447 ternak babi mati akibat virus Hog Cholera atau kolera babi.
"Ratusan ternak babi yang mati berasal Kecamatan Laubaleng dan Kecamatan Kabanjahe,"kata Kasie Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo Siska Tarigan kepada ANTARA.
"Terbanyak ternak babi yang mati itu dari Kecamatan Loubaleng. Babi yang terserang kolera hanya dialami satu pemilik namun totalnya sebanyak 205 ekor babi," katanya.
Baca juga: Sempat dibuang ke danau, lokasi penguburan bangkai babi di Siombak
Baca juga: Sempat dibuang ke danau, lokasi penguburan bangkai babi di Siombak
Untuk mengantisipasi penyebaran virus kolera tersebut, katanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo melakukan sosialisasi kepada para peternak.
"Kami lakukan sosialisasi bagaimana cara mencegah virus kolera ini agar tidak mewabah. Selain itu kita juga melakukan penyemprotan Desinfektan kepada ternak-ternak babi tersebut," ujarnya.
Sebanyak 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir. Dari 11 kabupaten/kota tersebut, tercatat sebanyak 5.800 ekor babi dilaporkan mati akibat virus ini.
Baca juga: Kematian massal babi, kolera babi dan african swine fever tidak menular ke manusia
Baca juga: Ribuan bangkai babi dibuang di danau, polisi selidiki sejumlah peternakan
Baca juga: Kematian massal babi di Sumut, sudah 5.800 ekor
Baca juga: Ribuan bangkai babi dibuang di danau, polisi selidiki sejumlah peternakan
Baca juga: Kematian massal babi di Sumut, sudah 5.800 ekor