Nilai APBD Kabupaten Solok tahun 2014 yang hampir mencapai nominal satu triliun, atau persisnya sebanyak Rp 923.376.656.868, oleh Drs. Rusli Intan Sati, MM dari Fraksi Golkar disebutnya sebagai kenaikan yang cukup rasional jika ingin membandingkannya dengan perencanaan APBD tahun 2010 yang hanya sebesar Rp 549 milyar lebih.

 Artinya,kata Rusli, fenomena ini menunjukkan gejala kesungguhan pemerintah daerah dibawah pimpinan Bupati dan Wakil Bupati Solok Syamsu Rahim-Desra Ediwandalam menggalo smber-sumber potensi daerah. “ Faktanya dalam periode 3 tahun belakangan, terjadi peningkatan pendapatan untuk pembangunan daerah, “ paparnya.

Rusli Intan Sati tidak menampik terjadi surplus atau defisit anggaran tahun 2014 sebanyak Rp 67.836.009.657,17. Tetapi dari aspek pendapatan terus memperlihatkan peningkatan.

Anggota fraksi Golkar itu mengukurnya dari sudut Pendapatan yang direncakan sebanyak Rp 923.376.656.868 ini, berasal dari PAD (Pendatan Asli Daerah) sebesar Rp 32.757.230.087. Nilai PAD tersebut dihimpun dari Pajak daerah, retrisusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta pendapatan lain-lain yang sah. 

Kemudian dana perimbangan berupa DAU (Dana Alokasi Umum) serta dana perimbangan bagi hasil pajak/bukan pajak, serta DAK (Dana Alokasi Khusus) yang nilainya mencapai Rp 758.505.325.762.

Kalau kemudian terjadi rencana belanja daerah sebesar Rp Rp 991.221. 666.525,16, maka terjadi surplus. Kondisi seperti ini sejak tahun sebelumnya juga terjadi lantaran kebutuhan yang mengharuskan pengeluaran yang lebih. “ Karena itu kita berharap agar penggunaaan anggaran dilakuakn se efisien mungkin serta peningkatan mutu fisik pengerjaan, “ kata Rusli Intan Sati. 

Sejumlah masukan serta merta mengiringi apresiasi Fraksi Golkar terhadap program pembangunan di daerah penghasil Bareh ini. Catatan Rusli lebih kepada  master pland pembangunan Islamic Centre yang hendak dibangun tahun 2014 nanti. Anggota Komisi A itu juga mendesak kesungguhan pemerintah terhadap pembangunan bidang pariwisata di danau kembar, khususnya berkaitan dengan peningkatan prasaana jalan dan infrastruktur pendukung lainnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Taufik Effendi yang dikonfirmasi disela sidang,  menyebutkan postur RAPBD Tahun 2014 mementingkan semua aspek pembangunan, terutama keterkaitannya dengan belanja pegawai dan belanja pembangunan. 

Karena keterbatasan anggaran, kata Taufik, Pemkab. Solok memang tidak bisa menganggarkan semua kebutuhan.” Tetapi anggaran lebih diarahkan untuk pencapaian target-target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), berikut upaya menuntaskan ketertinggalan 24 nagari, “ ucap Taufik Effendi.

Bersamaan dengan program tersebut, Pemkab. Solok bersama DPRD juga menyepakati dimulainya pembangunan Islamic Centre di nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung. Pembangunan pusat kegiatan kegamaaan Islam itu dipandang essensial karena kuat kaitannya dengan target mennumbuhkan masyarakat yang sejahtera. 

“ Dana yang dialokasikan untuk pembangunan Islamic Centre ini mencapai Rp 12,5 miliar dan diharapkan dapat dimanfaatkan tahun 2015 nanti, “ ucap mantan Asisten III ini.

Seperti diketahui, pembangunan Islamis Centre selain sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur pendidikan keagamaan, juga untuk mengganti bangunan Islamic Centre yang berada diantar Gedung Solok Nan Indah dengan Gedung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Koto Baru. Bangunan mesjid tersebut relatif rawan lantaran semakin keropos akibat gempa bumi beberapa tahun lalu. 

“ Karena itu bangunan yan lama telah harus diganti untuk mengembalikan fungsinya sebagai pusat kegiataan pendidikan keagamaan Islam, “ sebut Taufik menyudahi. 

Sementara Drs. Marsyal Syukur dari Fraksi Demokrat lebih memandang soal koordinasi pengelolaan keuangan daerah, berikut pengawasan terhadap aset daerah yang  dianggapnya tidak pas.

 â€œ Bahkan ada aset daerah berupa kendaraan rosa dua yang ditarok di rumah pribadi tanpa pemanfaatan yang jelas, “ kata Marsyal sembari menyentil masalah mutasi pejabat yang kurang memikirkan disiplin ilmu yang bersangkutan.

Fraksi lain yang menyampaikan pandangan akhir terhadap pengesahan Ranperda APBD tahun 2014 adalah Marlis S. Ag dari Fraksi PAN, Fraksi Bulan Bintang, Fraksi Fraksi PPP yang disampaikan Dendi S. Ag serta Fraksi Keadilan Sejahtera oleh Drs. Nazar bakri. 

Kendati secara umum Fraksi-Fraksi menyambut gembira pengesahan APBD dimaksud, namun alokasi anggaran yang termuat pada APBD tahun 2014 dicermati masih belum memuaskan lantaran belanja pegawai lebih dominan dibanding belanja modal.

Dendi S. Ag dalam pandangannya menyebutkan, bahwa kebutuhan rutin pegawai justru lebih tinggi dibanding belanja modal. Sungguh sulit masyarakat berharap, karena seharusnya belanja modal yang lebih diakomodir karena berkaitan langsung dengan kegiatan pembangunan.

Sementara Nazar Bakri mengemukakan sedikitnya 13 item pendapat yang intinya mengkiriti kinerja pemkab. Solok agar lebih profesional, terumtama dalam kaitan prosedural pelayanan kepada masyarakat. 

Nazar melihat, proses pencarian dana bansos misalnya, regulasinya cukup berbelit. Uang bantuan tempat berwudhu’ senilai Rp 1,5 juta, contohnya, pengurusannya berbelit benar, diperkeruh oleh proposal yang hilang. Kondisi ini kadang membuat masyarakat malas mengurusnya. 

Semua masukan yang disampaikan, menjadi pewarna dalam suasana optimisme Pemerintah Kabupaten Solok dalam menyongsong pelaksanaan pembangunan  tahun 2014.

Dengan percepatan proses pembahasan APBD sampai akhirnya menjadi yang terdepan dalam  pengesahan, harapannya tentulah untuk memaksimalkan hasil pembangunan itu sendiri. Karena kelak, tidak ada lagi argumen yang mengatakan kepepet waktu untuk melegalkan hasil pekmerjaan yang terkesan asal-asalan. Selamat bekerja.*****

 


Pewarta : 69
Editor :
Copyright © ANTARA 2024