Sekjen Pbb: Hari Kesadaran Autisme Dunia "Seruan Bagi Tindakan"

id Sekjen Pbb: Hari Kesadaran Autisme Dunia "Seruan Bagi Tindakan"

PBB, New York, (Antara/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Selasa 91/4), mengatakan Hari Kesadaran Autisme Dunia adalah "seruan bagi tindakan", dan mendesak semua pihak terkait agar membangun "dunia yang lebih inklusif". "Hari Kesadaran Austisme Dunia lebih dari sekedar mengerahkan pemahaman; itu adalah seruan bagi tindakan," kata Ban di dalam pesan untuk Hari tersebut, yang diperingati pada 2 April. "Saya mendesak semua pihak terkait agar ikut dalam menempa kemajuan dengan mendukung program pendidikan, peluang kerja dan tindakan lain yang membantu mewujudkan pandangan bersama kita mengenai dunia yang lebih inklusif," katanya. Pada Desember 2007, Sidang Majelis Umum PBB mensahkan resolusi yang mengumumkan 2 April sebagai Hari Kesadaran Autisme Dunia, dalam upaya untuk menarik perhatian pada gangguan yang menyebar yang mempengaruhi puluhan juta orang di seluruh dunia. Autisme ditandai oleh bermacam tingkat gangguan dalam kemampuan komunikasi dan interaksi sosial dan oleh pola keterbatasan prilaku yang berulang. Di dalam pesannya, Ban menegaskan bahwa, untuk mengukur keberhasilan masyarakat kita, dunia mesti mengkaji seberapa baik mereka yang memiliki kemampuan berbeda, termasuk penderita autisme, menyatu secara penuh dan menilai anggota. "Pendidikan dan pekerjaan adalah kuncinya," pemimpin PBB itu menegaskan. "Sekolah menghubungkan anak-anak dengan masyarakat mereka. Pekerjaan menghubungkan orang dewasa dengan masyarakat mereka. Orang yang menderita autisme layak berjalan di jalur yang sama," kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. "Dengan memasukkan anak-anak pada kemampuan belajar yang berbeda di sekolah khusus dan arus utama, kita dapat mengubah sikap dan mendorong rasa menghormati. Sekretaris Jenderal PBB itu juga menyatakan di banyak bagian dunia, orang yang menderita autisme tak diberikan hak asasi dasar mereka dan berjuang menghadapi diskriminasi serta pengucilan. "Bahkan di tempat hak asasi mereka dijamin, terlalu sering mereka masih harus berjuang untuk memperoleh layanan dasar," katanya. Dalam kondisi kesulitan ekonomi saat ini, kata Ban, pemerintah mesti terus menanam modal dalam layanan yang bermanfaat buat orang yang menderita autisme. "Ketika kita memberdayakan mereka, kita memberi manfaat bagi generasi saat ini dan masa depan," tambah pemimpin PBB itu.(*/sun)