Sikakap, (Antara) - Kelompok nelayan tradisional Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, kembali mengekspor ikan kerapu jenis cantang dan bebek ke negara Hongkong. Edi Taya (45), salah seorang Ketua Kelompok Nelayan keramba jala apung di Sikakap, menyebutkan pengiriman ikan kerapu hasil dari para nelayan keramba jala apung binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Mentawai itu telah dilakukan untuk ketiga kalinya ke negara Hongkong. Ekspor kali ini, sebutnya, diangkut kapal NV. Caeung Kamwah dari dermaga Sikakap kapal berbendera Hong Kong pada Kamis (27/2), dengan memuat sebanyak 3.328 kilogram ikan kerapu jenis cantang dan bebek. "Ini pengiriman untuk ketiga kalinya. Kami kirim sebanyak 3.328 kilogram ikan kerapu jenis cantang dan bebek ke Hongkong dengan nilai penjualan sebesar Rp450 juta lebih," katanya . Dia menyebutkan, pengiriman ikan ini ke negaranya Hong Kong yang ketiga kalinya itu terdiri ikan kerapu jenis cantang dari ukuran berat 0,5 sampai ukuran 6 kilogram, sedangkan untuk jenis bebek berukuran dari 0,35 sampai 6 kilogram. Ia menjelaskan, pembibitan ikan kerapu di Sikakap dimulai sejak tahun 2011, melalui bantuan PUMP berupa bantuan uang tunai sebesar Rp1 miliar, para nelayan membentuk 10 kelompok nelayan keramba jala apung. Uang bantuan itu, kata Edi, dipergunakan untuk pengadaan keramba apung, dan pembelian bibit ikan kerapu di Situbondo dan Bali. Kemudian melalui pembinaan dari Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Mentawai, pada pertengahan tahun 2012, keramba jala apung yang dikelola para nelayan Sikakap itu telah menghasilkan sekitar 2,9 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp300 juta. Kemudian awal tahun 2013 kembali melakukan panen sebanyak 2,3 ton, namun karena harga ikan kerapu pada tahun itu rendah, maka hanya terjual sekitar Rp200 juta. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mentawai, Edi Sukarni membenarkan adanya panen ikan kerapu itu. Pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap para nelayan KJA, mengingat potensi usaha keramba jala apung kerapu di Mentawai sangat menjanjikan. Ia mengatakan, nelayan keramba jala apung yang melakukan usahanya secara pribadi sudah cukup banyak di Mentawai, namun secara kelompok dan dibina oleh DKP, baru dimulai untuk kelompok nelayan keramba jala apung di Sikakap mulai tahun 2011. "Potensi usaha keramba jala apung kerapu ini sangat menjanjikan, dari kajian yang kami lakukan, kawasan keramba jala apung di Sikakap ini bisa mencapai 80,97 hektare. Ini bisa digunakan untuk 1.800 petak keramba jala apung, namun yang saat ini ada baru 26 keramba jala apung, 10 kelompok diantaranya di bawah binaan DKP," jelasnya. Ia mengatakan, melalui anggaran dana alokasi khusus (DAK) tahun 2014 akan dikucurkan dana sebesar Rp500 Juta untuk tiga keramba jala apung, dan melalui dana PUMP tahun 2014 juga akan dikucurkan dana sebesar Rp250 juta untuk pemulihan keramba jala apung lama di Sikakap. Mengingat potensi usaha keramba jala apung kerapu di Mentawai cukup menjanjikan, kata Edi, pihaknya pada tahun ini sedang melakukan pengkajian dengan mendatangkan tenaga ahli pembenihan ikan pantai dari Balai Besar Pengembangan Budi Daya Laut (BBPBL) Lampung. "Setidaknya ada enam lokasi teluk yang mempunyai potensi untuk usaha keramba jala apung kerapu ini, selain di Sikakap," katanya. Lokasi tersebut, yakni di Sinakak Kecamatan Pagai selatan, kemudian di Katurai Siberut Barat Daya, Saliguma Siberut Tengah, Subeleng Siberut Utara, dan juga di Tabekat. "Kesemuanya lokasi ini bila diasumsikan bisa berproduksi sebanyak 8.348 ton per tahun, dengan penghasilan lebih dari Rp1 miliar," katanya. Edi merasa optimis usaha untuk mengembangkan keramba jala apung kerapu dapat terwujud, dengan cara mengatasi beberapa persoalan yang ada saat ini. "Saya optimis ini bisa dikembangkan, tentunya dengan mengatasi masalah-masalah yang saat ini jadi persoalan seperti masalah bibit, kita akan fungsikan kembali Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) di Sikakap, sehingga nanti untuk benih bisa lebih murah tidak dan tidak lagi harus didatangkan dari luar," katanya. Selain masalah benih, pihaknya kini juga sedangkan mengupayakan adanya pengembangan kelompok-kelompok nelayan keramba jala apung, dan juga pembinaan-pembinaan lanjutan kepada para nelayan agar bisa menyediakan pakan ikan atau rucah sendiri, selain juga menjaga kestabilan harga ikan dan yang terpenting penampung ikan rutin ke Mentawai. (dio/jno)
Berita Terkait
Forum Anak Kecamatan Sikakap Mentawai laksanakan peran pelopor dan pelapor
Senin, 7 November 2022 19:55 Wib
Optimalkan hak partisipasi anak, Mentawai bentuk Forum Anak Kecamatan Sikakap
Senin, 7 November 2022 6:43 Wib
Pemkab Mentawai perkuat Lembaga Layanan Perlindungan Anak di Sikakap
Rabu, 27 Juli 2022 18:47 Wib
PLN Sumbar investasikan senilai 3,4 miliar untuk Lisdes Sikakap dan Pagai Utara Mentawai
Minggu, 28 November 2021 20:04 Wib
Nelayan menemukan empat awak KM Arung Samudera di Perairan Sikakap
Selasa, 7 Agustus 2018 17:45 Wib
Fasilitas sentra kelautan dan perikanan terpadu Sikakap masih kurang
Kamis, 22 Maret 2018 17:40 Wib
Wagub Nasrul Abit resmikan Pasar Ikan Higienis di Sikakap
Kamis, 18 Januari 2018 14:16 Wib
Aktivitas Masyarakat di Sikakap Kembali Normal Pascagempa
Kamis, 3 Maret 2016 12:03 Wib