Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melakukan perluasan strategi komunikasi perubahan perilaku bersama tokoh lintas agama dan budaya untuk percepatan penurunan stunting di Pasaman Barat, Senin.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Pasaman Barat Joni Hendri di Simpang Empat, Senin, menyampaikan kejadian stunting tidak memandang latar belakang suku, ras, etnis dan agama.
Menurutnya periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi momen penting dan penentu bagi tingkat pertumbuhan fisik,
kecerdasan dan produktivitas anak kedepannya.
Joni menggarisbawahi bahwa penyebab stunting bukan masalah kesehatan semata, tetapi juga dipengaruhi oleh masalah sosial, budaya dan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan penelitian, bahwa sektor kesehatan hanya menyumbang sebesar 30 persen untuk kejadian stunting, sementara 70 persen dipengaruhi oleh non-kesehatan seperti sanitasi, air bersih, perilaku dan pola asuh anak, dan sebagainya.
Upaya ini, katanya, dalam rangka memperkuat kolaborasi pemerintah daerah bersama tokoh lintas agama dan budaya untuk mencapai target angka prevalensi stunting menjadi 12,11 persen tahun 2025.
Dia menjelaskan berdasarkan data Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Februari 2025, terdapat 4.574 balita stunting di Pasaman Barat.
Berdasarkan publikasi SSGI tahun 2024, angka prevalensi stunting Pasaman Barat masih berada pada angka 26,6 persen.
Komunikasi perubahan perilaku yang dilakukan oleh tokoh kunci dan orang-orang yang secara kultural memiliki pengaruh di masyarakat seperti para tokoh agama dan tokoh budaya sangat penting untuk terlibat dan memainkan peran dan fungsinya.
Penduduk Pasaman Barat sangat heterogen, berdasarkan Data Konsolidasi Bersih II tahun 2023 disdukcapil, penduduk Pasaman Barat terdiri dari penganut Islam 97,7 persen, Katolik 1,62 persen, Protestan
0,67 persen dan 0,1 persen lainnya.
Sedangkan secara budaya terdiri dari suku minang, jawa, mandahiling, batak, dan lainnya.
Joni melanjutkan bahwa pemilihan tokoh agama dan budaya dalam strategi komunikasi perubahan perilaku untuk percepatan stunting karena merupakan tokoh kunci yang memiliki mimbar dan jamaat (pengikut) dalam menyampaikan isu stunting.
Pelibatan lintas agama dan budaya memiliki alasan yang mendasar karena tokoh lintas agama dan budaya merupakan tempat bertanya dan rujukan pengetahuan,
Dalam Focus Group Discussion (FGD) ada beberapa kasus yang mencuat dalam rangka percepatan penurunan stunting diantaranya rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap, rendahnya asi ekslusif, rendahnya ibu hamil
dan remaja putri konsumsi tablet tambah darah, rendahnya cakupan sanitasi dan air minum layak, tingginya balita stunting tinggal di keluarga yang merokok, rendahnya pasangan usia subur penerima bantuan tunai bersyarat dan bantuan pangan non tunai, serta rendahnya sasaran datang ke
Posyandu.
District Officer Yayasan Cipta Feri Irawan, menyampaikan bahwa Pasaman Barat masih sebagai salah satu lokus pendampingan Tanoto Foundation dalam program stunting 2.0.
Program ini mengedepankan kolaboratif terhadap pelaku pencegahan dan percepatan penurunan stunting, dan pelaksanaan dilapangan melalui nagari pilot project, diantaranya Nagari Sasak, Nagari Giri Maju dan Nagari Kapa.
Dalam diskusi, Parmohonan, selaku perwakilan Kemenag, menyampaikan terkait permasalahan imunisasi dasar lengkap terhadap balita, terjadinya beberapa penolakan oleh oknum masyarakat, karena minimnya sosialisasi yang dilakukan.
Masyarakat lebih percaya terhadap berita hoax di media dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang ada. Sehingga kedepannya perlu pelibatan tokoh agama dan budaya, karena masyarakat lebih percaya kepada tokoh-tokoh tersebut.
Kemenag telah menggerakkan penyuluh agama yang ada di kecamatan yang berjumlah lebih kurang 10 orang per kecamatan dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting ini.
Sugeng, selaku tokoh agama katolik, menyampaikan bahwa memiliki forum pertemuan untuk edukasi percepatan penurunan stunting melalui kegiatan kursus persiapan perkawinan di gereja.
Tokoh lintas agama dan budaya sangat berperan penting dalam percepatan penurunan stunting, terutama dalam perubahan perilaku masyarakat.
Diakhir diskusi, disepakati bahwa masing-masing tokoh akan menyampaikan pesan-pesan kunci dalam percepatan penurunan stunting kepada jamaah dan mimbar yang dimiliki.
