Padang Panjang (ANTARA) - Polres Padang Panjang, Sumatera Barat, mulai melaksanakan Operasi Lilin Singgalang 2025 guna menciptakan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas) dalam rangka menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kapolres Padang Panjang AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro menyampaikan, Operasi Lilin Singgalang bertujuan untuk memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, serta kelancaran arus lalu lintas di wilayah hukum Polres Padang Panjang dan sekitarnya.
“Operasi ini bukan hanya menjadi tugas kepolisian, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh pihak. Pemerintah daerah berperan sebagai koordinator, sementara kepolisian bertugas memfasilitasi dan mendorong pelaksanaan di lapangan,” kata AKBP Kartyana saat Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral pengamanan Nataru di Balai Kota Padang Panjang, Jumat.
Ia menjelaskan, Operasi Lilin Singgalang 2025 akan berlangsung mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Untuk mendukung pelaksanaan operasi tersebut, Polres Padang Panjang mendirikan dua pos pengamanan (Pospam) di kawasan Lembah Anai dan Silaing Bawah, serta dua pos pelayanan (Posyan) di kawasan M. Sjafei dan Nagari Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar.
“Pada 21 Desember 2025 akan diumumkan kembali apakah pembatasan lalu lintas masih diberlakukan atau tidak, menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” ujar Kapolres terkait pengaturan lalu lintas di jalur Lembah Anai.
Pasca banjir bandang yang terjadi pada 27 November lalu, terdapat sekitar 13 titik lokasi yang saat ini masih dalam tahap perbaikan. Oleh karena itu, AKBP Kartyana mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati saat melintasi jalur Lembah Anai.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang Panjang Allex Saputra menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas sektor demi suksesnya pelaksanaan Operasi Lilin Singgalang 2025.
“Kesiapsiagaan seluruh unsur sangat diperlukan, mengingat potensi peningkatan arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat selama libur akhir tahun, serta risiko bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan,” kata Allex.
Menurutnya, Operasi Lilin Singgalang merupakan agenda rutin yang membutuhkan koordinasi matang. “Keamanan dan kenyamanan masyarakat harus menjadi prioritas utama, terlebih Padang Panjang berada di jalur perlintasan utama di Sumatera Barat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Fajar Dwi Prasetyo dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang menyampaikan bahwa hingga Februari 2026, intensitas hujan di Sumatera Barat masih tergolong cukup tinggi.
Berdasarkan data klimatologi Sumatera Barat, puncak musim hujan terjadi pada November hingga Desember. Pada periode Nataru 2025/2026, curah hujan 10 harian diperkirakan berada pada kategori menengah.
Ia menambahkan, masih terdapat konvergensi angin di perairan barat Sumatera serta sistem tekanan rendah di sekitar wilayah Sumatera–Jawa yang berpotensi memengaruhi kondisi cuaca di Sumatera Barat, termasuk Padang dan Pariaman.
“Menjelang Natal, cuaca di Padang Panjang dan sekitarnya relatif kondusif. Namun, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan kembali meningkat pada saat Natal hingga malam menjelang Tahun Baru, terutama pada sore hingga dini hari,” ujarnya.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. Kondisi atmosfer saat ini masih mendukung pembentukan awan hujan akibat tingginya kelembapan udara serta dinamika atmosfer regional.
Rakor lintas sektoral tersebut diawali dengan apel gelar pasukan Operasi Lilin Singgalang 2025, upacara Hari Ibu, dan upacara Bela Negara yang digelar di halaman Balai Kota Padang Panjang. Rakor yang dihadiri unsur Forkopimda dan instansi terkait itu diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, gangguan distribusi BBM, serta fluktuasi harga kebutuhan pokok di pasar.
