Lubuk Basung (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan sekitar 100 ton beras dan mie instan 4.000 dus untuk warga dan korban terdampak bencana hidrometeorologi melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Abdul Ghafur di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan bantuan sekitar 100 ton beras dan mie instan 4 ribu dus disalurkan menggunakan mobil truk.
"Bantuan yang kita terima dari BNPB enam kali pengiriman menggunakan mobil truk," katanya.
Ia mengatakan pengiriman pertama sebanyak 10 ton pada Selasa (2/12), pengiriman kedua 20 ton pada Rabu (3/12), pengiriman ketiga 20 ton pada Kamis (4/12), pengiriman ke empat lima ton pada Selasa (9/12), pengiriman ke lima 29,32 ton dan pengiriman ke enam 20 ton pada Selasa (16/12).
Sementara mie instan dikirim dua tahap. Tahap pertama dua ribu ton pada Senin (15/12) dan dua ton pada Selasa (16/12).
"Hari ini Selasa (16/12), kita menerima beras dari BNPB 20 ribu ton dan mie instan 2 ribu ton yang diturunkan di pos utama di balairung rumah dinas bupati," katanya.
Ia mengatakan bantuan tersebut langsung didistribusikan ke korban dan warga yang terdampak bencana banjir bandang, banjir, tanah longsor dan lainnya tersebar di 16 kecamatan.
Bantuan tersebut langsung diantar ke kantor camat, kantor wali nagari atau kepala desa, maupun ke jorong terdampak.
"Beras dan mie instan bakal didistribusikan ke korban dan warga terdampak bencana oleh perangkat nagari," katanya.
Ia mengakui bantu sudah berdatangan mulai dari kementerian, provinsi tetangga, kabupaten maupun kota, relawan dan lainnya.
Selama ini pendistribusian bantu sudah lancar dan untuk ketersediaan logistik bagi korban maupun warga terdampak sudah aman beberapa hari ke depan.
Bencana melanda Agam pada akhir November 2025, mengakibatkan 192 korban meninggal dunia, hilang 73 orang, dirawat tujuh orang, dan terisolasi 54 jiwa.
Rumah rusak ringan 493 unit, rumah rusak sedang 359 unit, rumah rusak berat 806 unit, tempat ibadah terdampak 11 unit, jembatan rusak 69 titik dan jalan rusak 49 titik.
Setelah itu ada fasilitas pendidikan yang rusak 106 unit, irigasi rusak 125 unit, bendungan rusak 16 unit, ternak yang mati 5.025 ekor, dan lahan pertanian yang rusak 1.813,70 hektare.
