Lubuk Basung (ANTARA) - Centre for Orangutan Protection (COP) menurunkan tim animal rescue untuk membantu penanganan satwa dan ternak yang terdampak bencana hidrometeorologi melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Captain APE Protector COP Hilman Fauzi di Lubuk Basung, Senin, mengatakan tim melakukan suplai pakan ke satwa seperti anjing, kucing, termasuk ternak berupa sapi, kerbau dan unggas di Kecamatan Palembayan.
"Kita menyuplai pakan bagi satwa dan ternak warga. Kegiatan ini dengan nama disaster relief for animal atau bantuan bencana untuk hewan yang berlangsung semenjak beberapa hari setelah kejadian banjir bandang melanda daerah tersebut," katanya.
Ia mengatakan setidaknya lebih dari 500 ekor ternak yang telah disuplai pakannya, setelah masyarakat diberikan informasi terkait program yang dilakukan.
Bagi warga yang tidak terkunjungi, maka mereka datang ke posko bantuan satwa bencana di Padang Ganting, Nagari atau Desa Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam, untuk melaporkan jumlah ternaknya.
"Setelah mendapatkan laporan, kita langsung menyuplai pakan konsentrat untuk satwa dan ternaknya" katanya.
Selain menyuplai pakan, COP juga mendatangkan tim medis dari lembaga tersebut untuk melakukan berbagai penanganan medis.
Tim medis tersebut melakukan penanganan satwa dalam kondisi sakit terdampak banjir bandang melanda daerah itu pada Kamis (27/11) sore.
Ada 20 ternak rumahan berupa kucing dan anjing yang mendapatkan penanganan medis. Untuk sapi, kerbau dan unggas masih dalam kondisi aman.
"Kita juga memberikan suplemen kepada satwa dan ternak tersebut," katanya.
Sementara Dokter Hewan COP, drh Nindya Rumapea mengatakan anjing dan kucing dengan dianoksa penyakit berupa kulit dan bulu seperti, skebis, jamuran dan malnutrisi.
Ternak tersebut juga mengalami luka pada bagian sela jari kaki, karena banyak yang lepas dari banjir dalam kondisi selamat dan terkena duri kayu.
"Ada juga ternak tersebut terlantar setelah rumah pemiliknya dalam kondisi rusak," katanya.
Ia mengakui setelah mendapatkan penangan medis, maka progres berjalan dengan lancar dan juga dilakukan maintenance (pemeliharaan), karena pemiliknya merupakan warga sekitar.
"Kita setiap saat memantau kondisi ternaknya, apakah sudah sehat atau belum," katanya.
