Kabupaten Padang Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) bersama Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan instansi lainnya mengadakan Festival Tani Nagari dalam rangka penguatan program ketahanan pangan nasional.
"Selain memperkuat perekonomian petani lokal, Festival Tani Nagari ini juga untuk menyokong program ketahanan pangan nasional yang digagas Presiden," kata Bupati Padang Pariaman, Provinsi Sumbar, John Kenedy Azis di Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu.
Festival Tani Nagari merupakan salah satu dari 100 festival yang bakal diselenggarakan pemerintah setempat dalam rangka mempromosikan berbagai potensi daerah, mulai dari kebudayaan, kuliner, sektor pertanian, pariwisata, hingga kesenian.
Menurut dia, Festival Tani Nagari 2025 sama sekali tidak menggunakan biaya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Seluruh pembiayaan kegiatan berasal dari mitra kerja sama, salah satunya Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut.
Secara umum, ujar John, festival tani merupakan implementasi langsung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto khususnya program ketahanan pangan. Dalam rangkaian itu, pemerintah daerah bersama petani lokal juga melakukan tanam perdana sawah pokok murah.
Sawah pokok murah merupakan sebuah metode penanaman padi tradisional dengan mengusung konsep sederhana tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Bibit padi ditanam langsung di atas tumpukan jerami yang berfungsi sebagai media utama.
Selain itu, para petani tidak menggunakan pestisida untuk menyuburkan tanaman padinya.
John mengatakan, untuk jangka panjang pemerintah daerah membuka peluang penerapan metode sawah pokok murah di semua kecamatan. Namun untuk penerapannya tetap dikembalikan kepada minat masing-masing petani apakah bersedia menggunakan metode itu atau tidak.
"Jadi, tergantung petani kita apakah mereka menggunakan metode sawah pokok murah atau dengan cara lainnya," ujar eks anggota DPR RI tersebut.
Sementara itu penggagas sawah pokok murah, Ir Djoni mengatakan lahirnya gagasan metode tersebut karena melihat banyak petani di Sumbar belum "merdeka" seutuhnya. Petani masih bergantung dengan pupuk atau solar untuk menjalankan traktor.
Pada 1984 ia menyaksikan langsung bagaimana petani di Kabupaten Padang Pariaman begitu masif menggunakan racun untuk menanam padi. Bahkan hingga kini penggunaan pestisida masih marak digunakan petani.
"Atas keresahan itu, saya berharap kita bisa mencanangkan sawah pokok murah ini bagi petani," kata eks Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar tersebut.
