Padang (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sumatra Barat (Sumbar) menyatakan bahwa seluruh unit pemasyarakatan yang ada di provinsi setempat konsisten mewujudkan ketahanan pangan sekalipun dari balik jeruji besi.
"Ketahanan pangan digerakkan secara serentak dan berkelanjutan di seluruh unit pelaksana teknis pemasyarakatan di Sumbar sampai sekarang," kata Kepala Kanwil Ditjenpas Sumbar Marselina Budiningsih, usai acara peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-61 di Lapas Padang, Senin.
Ia mengatakan unit pelaksana teknis pemasyarakatan itu terdiri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan), serta Cabang Rutan yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai penjara.
Marselina memaparkan setiap penjara menjalankan program berupa pertanian atau perkebunan dengan berbagai komoditas tanaman sesuai karakter daerahnya masing-masing.
Salah satunya Lembaga Terbuka Pasaman yang telah mengolah perkebunan singkong, jagung dan lainnya di atas lahan mencapai tujuh hektare.
Hasil panen dari Lapas Terbuka Pasaman bahkan telah dimanfaatkan oleh pihak ketiga dan bernilai ekonomis, karena diolah menjadi pakan ayam dan makanan kuliner (singkong).
"Luas lahan yang tersedia di Lapas Terbuka Pasaman itu mencapai dua puluh hektare, itu yang akan terus kami optimalkan agar tergarap seluruhnya," katanya yang didampingi Kepala Lapas Padang Junaidi Rison.
Menurutnya semangat dalam mewujudkan ketahanan pangan itu tidak hanya tertanam di Lapas dengan lahan yang luas, tapi juga di lingkungan penjara lain.
"Lapas atau Rutan dengan lahan sempit tetap menjalankannya dengan sistem hidroponik, sehingga keterbatasan lahan bisa diatasi," jelasnya.
Ia memandang program ketahanan pangan tersebut cocok serta sejalan dengan pembinaan yang diberikan oleh Lapas atau Rutan terhadap warga binaan.
Sehingga sembari menggerakkan pertanian atau perkebunan, Lapas atau Rutan juga memberikan bekal kemampuan kepada tahanan atau narapidananya.
Marselina menegaskan Pemasyarakatan di Sumbar akan terus berkomitmen dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dan mendukung setiap program pemerintah.
Program-program pemerintah tersebut telah diterjemahkan sedemikian rupa oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan melalui 13 program akselerasi, yang kini menjadi panduan tugas oleh seluruh jajaran se-Indonesia.
Sementara Kepala Lapas Padang Junaidi Rison mengatakan pihaknya juga terus menggerakkan program pembinaan terhadap warga binaan secara periodik.
Meskipun terkendala lahan, Lapas Padang turut melakukan pertanian atau perkebunan secara hidroponik di dalam penjara yang berada di bibir Pantai Padang itu.
Bahkan Lapas Padang juga mempunyai program kemandirian berupa produksi sendal yang kini telah dipakai oleh hotel-hotel berbintang di provinsi setempat.
