Meski demikian, Damar menilai dalam perkembangannya baik anak maupun AI memiliki hal yang serupa yakni menjadi sosok sesuai dengan apa yang pemiliknya ajarkan.
"Jadi sebenarnya terserah kita mau bagaimana untuk bisa mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak. Salah satu cara untuk mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak adalah dengan menanamkan budi pekerti," ucapnya.
Damar juga mengatakan salah satu nilai budi pekerti yang dapat diajarkan adalah menggunakan AI dengan bijak. Misalnya, tidak melakukan plagiarisme dan tidak mudah menyerah dalam menuntaskan suatu tugas.
Ajaran tersebut dinilainya tidak akan membuat anak mudah menyerah, malas berpikir dan bergantung pada AI di masa depan.
"Jadi jangan sampai anak malas berpikir, nanti tanya AI saja, dibikinkan tugas sama AI saja. Budi pekerti itu mengajarkan salah satunya adalah tidak gampang menyerah, resiliensi, bertanggung jawab. Jadi sebenarnya AI ini, skill penggunaan AI perlu dikembangkan, tapi juga perlu skill pendamping, agar dia bisa menggunakan AI dengan lebih bijak," ujar dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli sebut anak lebih hebat dari AI karena pahami nilai budi pekerti