Painan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pesisir Selatan, Sumatera Barat mencatat bahwa angka kematian ibu dan bayi di kabupaten itu menurun pada 2024.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Pesisir Selatan, Fitria, di Painan, Jumat, mengatakan angka kematian ibu pada 2024 sebanyak 125 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada 2023 angkanya 138 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut, kata Fitria, jauh di bawah target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2020-2024, yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut dia, menurunnya angka kematian ibu melahirkan merupakan keberhasilan program kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan atas kolaborasi Dinkes bersama organisasi perangkat daerah dan pemangku kepentingan terkait melalui peningkatan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan ibu bersalin.
Fitria mengatakan kasus kematian ibu di Pesisir Selatan saat ini masih didominasi oleh kasus pre-eklamsia atau kasus hipertensi pada kehamilan.
Sementara angka kematian bayi di Pesisir Selatan pada 2024 tercatat 10 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menurun dari angka kematian bayi pada 2023 yaitu 11 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut, kata Fitria, berada cukup jauh di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024 yang 16 per 1.000 kelahiran.
"Meskipun jumlah kematian bayi dan ibu di Pesisir Selatan berada di bawah target Renstra, target kami tetap mengusahakan nol pada kematian bayi dan kematian ibu," ujarnya.
Fitria menjelaskan bahwa kematian bayi merupakan kasus kematian yang terjadi pada usia bayi 0 sampai dengan 28 hari. Ia menyebut bahwa kasus terbanyak kematian bayi ialah karena berat lahir rendah dan asfiksia.
Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, pihaknya mengoptimalkan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi baru lahir sesuai dengan standar, dari pelayanan di posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, hingga kerja sama dengan rumah sakit rujukan.
Fitria menerangkan bahwa pelayanan kesehatan bagi ibu hamil yang sesuai standar meliputi 10T dan melaksanakan pemeriksaan kehamilan enam kali (dua kali dengan USG oleh dokter). Kedua, meningkatkan kompetensi tenaga medis dan tim PONED dengan mengadakan pelatihan PONED, on job training di bawah bimbingan dokter spesialis di rumah sakit rujukan. Ketiga, meningkatkan edukasi kesehatan terhadap masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu hamil dan ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Selain itu, kata Fitria, Dinkes Pesisir Selatan terus mempromosikan program "Pasan Mande" kepada masyarakat. "Pasan Mande" merupakan inovasi Dinkes Pesisir Selatan yang diluncurkan pada Agustus 2022 yang merupakan integrasi upaya yang harus dilakukan untuk menekan angka stunting, kematian ibu dan bayi melalui optimalisasi pelayanan kesehatan pada seluruh siklus hidup melibatkan peran serta lintas sektor.
Isi pesan dalam "Pasan Mande" ialah pastikan remaja putri bebas anemia dan berperilaku hidup bersih dan sehat, ajak pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan, setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan yang berkualitas, amankan bayi yang baru lahir dengan layanan kesehatan sesuai dengan standar, naikkan status gizi serta kesehatan bayi dan balita, mengonsumsi pangan yang beragam bergizi dan berimbang, akses air minum yang berkualitas, nagari stop buang air besar sembarangan, dorong keluarga untuk mengikuti program jaminan kesehatan, edukasi dan promosi kesehatan kunci keberhasilan.
"Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Dinkes Pesisir Selatan juga meningkatkan sarana dan prasarana layanan kesehatan dari puskesmas pembantu, puskesmas, hingga rumah sakit," ujarnya.