208 Pelajar SMAN 1 PUS Dipersiapkan Ikuti UN 2014

id 208 Pelajar SMAN 1 PUS Dipersiapkan Ikuti UN 2014

208 Pelajar SMAN 1 PUS Dipersiapkan Ikuti UN 2014

Pelajar SMAN 1 PUS mengikuti ujian tengah semester. Foto: Syafril

Sikaka, (Antara) - Sebanyak 208 Pelajar kelas XII SMAN 1 Pagai Utara Selatan dipersiapkan untuk mengikuti Ujian Nasional tahun 2014 dengan melakukan evaluasi tehadap hasil UN tahun 2013, evaluasi guru, sistem pengajaran, dan pengajaran ekstra di luar waktu sekolah secara gratis.Juga akan ada try out (uji coba) UN yang dijadwalkan Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar pada akhir November nanti, ungkap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1PUS, Aziz Prima Syahrial.Menurutnya, terdapat sebanyak 126 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan 82 orang jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Diharapkan seluruh siswa tersebut mampu lulus dengan nilai yang sangat bagus dan mengulang prestasi kelulusan UN tahun 2013.Mudah-mudahan seluruh siswa yang ada sekarang bisa mengikuti UN dan tidak ada yang dikeluarkan," katanya.Dia menyebutkan, sebanyak tujuh orang pada UN tahun lalu terpaksa dikeluarkan dari sekolah akibat hamil di luar nikah. "Tidak ada dispensasi bagi siswa perempuan yang hamil, termasuk siswa laki-laki yang mengahamilinya," tukasnya.Dia menambahkan pada tahun ini pihaknya juga telah mengeluarkan satu orang siswa kelas XI jurusan IPS karena ketahuan telah hamil. Kami akan langsung mengeluarkan keduanya, karena dinilai akan memberikan cap jelek kepada sekolah, katanya.Adanya pelajar yang hamil, menurut Aziz lebih disebabkan kerena faktor lingkungan dan pergaulan. Banyak pelajar yang hanya tinggal di pondokan dan kos-kosan sebab jauh dari orang tua. Sementara di pondokan tersebut cukup minim pengawasan baik dari pemilik maupun dari masyarakat sekitarnya. Selain itu, ada siswa yang didapati menyimpan video porno di telepon genggam mereka.Sangat dibutuhkan peran pemilik kos atau masyarakat di lingkungan pondokan untuk mengwasai para siswa. Para siswa juga diharapkan dapat menambah pengetahuan agama mereka, katanya.Untuk mencegah adanya pergaulan bebas, pihak sekolah menjadwalkan razia telepon seluler yang berpotensi tersimpan video-video porno. Razia dilakukan sekali dalam dua bulan. Namun razia ini juga dinilai kurang efektif karena mudah bocor.Ketika siswa melihat ada ramai-ramai, mereka akan langsung cepat mengeluarkan kartu memori di HP mereka atau menghapus video yang ada, katanya. (ril)