Ketua Baznas nilai Baznas Sumbar punya kelembagaan dan SDM yang bagus

id Baznas, sumbar, zakat,Rakornas Baznas

Ketua Baznas nilai Baznas Sumbar punya kelembagaan dan SDM yang bagus

Rakorda Baznas provinsi dan kabupaten/kota di Sumatera Barat. (ANTARA/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) KH Noor Achmad menilai Baznas Sumatera Barat adalah salah satu Baznas yang sangat sehat di Indonesia dengan kelembagaan yang bagus, sumber daya manusia (SDM) bagus, jaringan yang baik serta infrastruktur digitalisasi yang juga telah terbangun.

"Dengan potensi ini, Baznas Sumbar diharapkan bisa mengelola zakat dengan maksimal," katanya saat menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Baznas Provinsi Sumbar dan kabupaten/kota di Padang, Jumat. Menurutnya untuk bisa mengoptimalkan penerimaan zakat dan pemanfaatan dana zakat, Baznas provinsi dan kabupaten/kota perlu untuk mensinergikan semua potensi dan menyamakan langkah.

"Oleh karena itu Rakorda ini sangat penting untuk memperkuat ke dalam secara organisasi dan keluar untuk penyaluran sehingga bantuan pada mustahik bisa lebih bermanfaat," katanya. Sementara itu Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyebut selama ini Baznas telah berperan besar dalam banyak kegiatan sosial termasuk dalam membantu penanggulangan bencana di Sumbar.

"Ke depan kita berharap Baznas bisa berperan dalam menggerakkan perekonomian masyarakat bawah dengan program-program yang dihadirkan," katanya. Ia menyebut dukungan dari Baznas akan mempercepat upaya mengentaskan kemiskinan di Sumatera Barat.

"Baznas Sumbar menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia karena secara persentase dana zakat yang terkumpul dari 5,7 juta masyarakat Sumbar sudah cukup besar," katanya. Meski demikian, potensi zakat di Sumbar yang mencapai Rp4,3 triliun masih bisa terus dipacu ke depannya.

"Untuk itu kita mengimbau masyarakat Sumbar yang ingin menyalurkan zakat bisa melalui Baznas baik di provinsi maupun kabupaten dan kota," ujarnya. Ketua Baznas Sumbar Bukhari mengatakan potensi zakat di provinsi itu sangat besar, mencapai Rp4,3 triliun per tahun, tetapi belum terkelola secara maksimal.

"Dari potensi itu, yang terkelola saat ini baru sekitar Rp475 miliar per tahun," katanya. Meski demikian zakat yang terkelola itu jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Sumbar yang saat ini sekitar 5,7 juta orang termasuk sangat besar.

"Kita berharap melalui Rakorda ini, bisa disepakati upaya untuk memaksimalkan penerimaan dari potensi zakat ini," katanya.