Padang (ANTARA) - Nyeri saat melahirkan adalah tantangan besar bagi banyak ibu. Proses melahirkan sering kali disertai rasa sakit karena kontraksi rahim, peregangan leher rahim, dan kepala bayi yang turun. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 210 juta kehamilan terjadi setiap tahun di seluruh dunia, dan 20 juta perempuan mengalami nyeri yang parah saat melahirkan.
Dari 2.700 ibu yang melahirkan 30 persen melaporkan nyeri yang sangat parah, 20 persen merasakan nyeri luar biasa, dan hanya 15 persen yang mengalami nyeri ringan. Untuk membantu mengurangi nyeri ini, banyak metode non-obat yang dikembangkan.
Salah satu metode yang menarik perhatian adalah pijat endorfin dan counter pressure. Teknik ini fokus pada merangsang pelepasan hormon endorfin, yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami, dan membantu mengurangi kecemasan saat melahirkan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yulizawati dan rekan-rekannya mengkaji manfaat pijat endorfin dan counter pressure. Penelitian ini melibatkan 32 artikel ilmiah dari berbagai sumber tepercaya, seperti PubMed dan Google Scholar, untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pijat endorfin dan counter pressure sangat efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada ibu yang melahirkan. Dengan menstimulasi titik-titik tertentu di tubuh, hormon endorfin dilepaskan dan membantu meredakan rasa sakit secara alami.
Selain itu, teknik ini juga menurunkan kecemasan yang sering dialami ibu saat melahirkan, memberikan rasa tenang dan nyaman. Dengan mengurangi ketegangan otot dan stres emosional, proses persalinan pun bisa berjalan lebih lancar.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pijat endorfin dan counter pressure tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga meningkatkan kenyamanan fisik dan mental ibu. Dengan nyeri yang berkurang, ibu dapat lebih fokus pada proses melahirkan tanpa terganggu oleh rasa takut atau cemas.
Ini sangat penting, karena stres yang berlebihan bisa memperlambat proses persalinan atau menyebabkan masalah lainnya.
Metode ini juga merupakan alternatif yang aman bagi ibu yang ingin menghindari obat pereda nyeri.
Obat-obatan seperti epidural bisa membantu, tetapi sering kali disertai risiko efek samping, seperti penurunan kesadaran atau masalah pernapasan. Pijat endorfin dan counter pressure memberikan solusi yang lebih aman tanpa mengganggu proses alami tubuh saat melahirkan.
Meskipun teknik ini sederhana, penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami cara melakukannya dengan benar. Jika tenaga kesehatan terlatih bisa mengintegrasikan metode ini ke dalam praktik sehari-hari, semakin banyak ibu yang dapat merasakan manfaatnya.
Teknik ini juga bisa diajarkan kepada pasangan atau pendamping ibu, sehingga mereka bisa memberikan dukungan yang lebih baik selama persalinan. Secara keseluruhan, pijat endorfin dan counter pressure bukan hanya cara untuk mengurangi nyeri saat melahirkan.
Metode ini mendukung proses persalinan alami, di mana tubuh ibu bisa bekerja sesuai ritme biologisnya tanpa banyak intervensi medis. Dengan pengurangan nyeri dan kecemasan, serta peningkatan kenyamanan, teknik ini bisa memberikan pengalaman melahirkan yang lebih positif bagi ibu di seluruh dunia.
Penulis adalah Kepala Departemen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Sumatra Barat, Yulizawati.
Berita Terkait
Pakar pendidikan: Model kurikulum harus fleksibel untuk capai visi Indonesia Emas
Selasa, 26 November 2024 19:06 Wib
Pakar: Konservasi di Pulau Bando bisa jadi contoh bagi konservasi lain
Senin, 28 Oktober 2024 17:41 Wib
Pakar sarankan pemerintah terapkan SRI guna wujudkan swasembada pangan
Minggu, 20 Oktober 2024 17:06 Wib
Pakar optimistis Prabowo mampu jadikan Indonesia lumbung pangan dunia
Minggu, 20 Oktober 2024 17:06 Wib
Pakar: Debat pilkada momentum calon berkampanye secara programatik
Senin, 14 Oktober 2024 12:21 Wib
Pakar: Pemerintah pantau Mentawai usai lepas status daerah tertinggal
Sabtu, 12 Oktober 2024 17:00 Wib
Pakar hukum: Kejahatan lingkungan tingkatkan bunuh diri massal adat
Rabu, 25 September 2024 16:26 Wib
Gagal maju di Pilkada 2024, pakar: Anies sudah berusaha dan maksimal
Jumat, 30 Agustus 2024 9:29 Wib