Lukisan alam Minangkabau dipamerkan di Taman Budaya Sumbar
Padang (ANTARA) - Lukisan alam Minangkabau karya 33 perupa dipamerkan pada pameran seni rupa bertajuk Sintak yang digelar di galeri Taman Budaya Sumatera Barat, di Padang, Rabu.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Jefrinal Arifin mengatakan, penempatan tata letak setiap karya-karya di pameran ini tidak jauh dari alam religi serta substansi- esensi pada firman Tuhan dan karya- karya ini memang memperkenalkan karya lanskap berbagai generasi perupa yang terpilih.
"Karya-karya yang ditampilkan ini merupakan hasil kontemplasi dari sebuah proses perenungan dan pengendapan inspirasi pelukisnya, sehingga kekentalan pemahaman trans-spiritualitasnya terungkap pula melalui karya-karya tersebut," kata Jefrinal saat pembukaan pameran, di Padang, Rabu.
Menurutnya, visualisasi karya seni dalam setiap media yang dihasilkan, biasanya merupakan hasil perenungan dalam diri seniman untuk mengolah berbagai aktifitas dengan eksplorasi kreatifitas, yang mengambil idiom seni pembaharuan ke dalam ruang dimensi karya seni yang berorientasi publik.
"Kita berharap dengan pameran seni rupa ini, semoga selalu melahirkan karya-karya yang berkualitas untuk memajukan seni rupa di Ranah Minang ini dan bisa menjadi barometer seni rupa Sumatera Barat," katanya.
Ia juga berharap pameran ini memberikan peluang terciptanya pasar seni untuk mengoleksi karya- karya perupa, sehingga galeri komersial, kurator, dan sebagainya, membuka cakrawala baru dalam memperluas ruang rupa publik seni, terutama kepada publik di provinsi itu.
Kurator pameran, Iswandi Bagindo Parpatiah mengatakan, pameran seni rupa yang diselenggarakan seiring dengan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2024 dan mengusung tema Sintak itu mengangkat aliran naturalis yang digunakan untuk menampilkan karya-karya alam dalam seni rupa.
"Sintak berasal dari bahasa Minang lama yang berarti keadaan terbangun dari tidur dan pameran ini mencoba membangunkan kembali sebaran corak naturalis yang pernah sekian lama berjaya dan menjadi salah satu identitas seni lukis Sumatera Barat," katanya.
Para perupa dari berbagai daerah yang diundang untuk mengikuti pameran ini di antaranya Amrianis, Ardiansyah, Armen Nazaruddin, Aziz Fauzi Rahmat, Budi Irwandi, Dedi Purwanto, Eriyanto Chan, Evelyna Dianita, dab Ferdian Ondira Asa.
Kemudian ada Fikri Hidayat, Firman Ismail, Guswirman, Idran Wakidi, Imam Teguh, Irpan Siswendari, Ivan Saputra, Jon Wahid, Kamal Guci, Layli Kurniawanti, Lia Handayani, Muhammad Ridwan, serta Minda Sari.
Selanjutnya ada Miswar, Rara Almada Mutiara, Rendy Nj, Robi Erman, Wahyu Kurniawan, Yazid, Yuli Hendra Multi Albar, dan Zoel Manix.
Pameran ini juga bermaterikan dua buah karya seni instalasi dari Komunitas Seni Belanak dan Erlangga and Friends. (*)
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Jefrinal Arifin mengatakan, penempatan tata letak setiap karya-karya di pameran ini tidak jauh dari alam religi serta substansi- esensi pada firman Tuhan dan karya- karya ini memang memperkenalkan karya lanskap berbagai generasi perupa yang terpilih.
"Karya-karya yang ditampilkan ini merupakan hasil kontemplasi dari sebuah proses perenungan dan pengendapan inspirasi pelukisnya, sehingga kekentalan pemahaman trans-spiritualitasnya terungkap pula melalui karya-karya tersebut," kata Jefrinal saat pembukaan pameran, di Padang, Rabu.
Menurutnya, visualisasi karya seni dalam setiap media yang dihasilkan, biasanya merupakan hasil perenungan dalam diri seniman untuk mengolah berbagai aktifitas dengan eksplorasi kreatifitas, yang mengambil idiom seni pembaharuan ke dalam ruang dimensi karya seni yang berorientasi publik.
"Kita berharap dengan pameran seni rupa ini, semoga selalu melahirkan karya-karya yang berkualitas untuk memajukan seni rupa di Ranah Minang ini dan bisa menjadi barometer seni rupa Sumatera Barat," katanya.
Ia juga berharap pameran ini memberikan peluang terciptanya pasar seni untuk mengoleksi karya- karya perupa, sehingga galeri komersial, kurator, dan sebagainya, membuka cakrawala baru dalam memperluas ruang rupa publik seni, terutama kepada publik di provinsi itu.
Kurator pameran, Iswandi Bagindo Parpatiah mengatakan, pameran seni rupa yang diselenggarakan seiring dengan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2024 dan mengusung tema Sintak itu mengangkat aliran naturalis yang digunakan untuk menampilkan karya-karya alam dalam seni rupa.
"Sintak berasal dari bahasa Minang lama yang berarti keadaan terbangun dari tidur dan pameran ini mencoba membangunkan kembali sebaran corak naturalis yang pernah sekian lama berjaya dan menjadi salah satu identitas seni lukis Sumatera Barat," katanya.
Para perupa dari berbagai daerah yang diundang untuk mengikuti pameran ini di antaranya Amrianis, Ardiansyah, Armen Nazaruddin, Aziz Fauzi Rahmat, Budi Irwandi, Dedi Purwanto, Eriyanto Chan, Evelyna Dianita, dab Ferdian Ondira Asa.
Kemudian ada Fikri Hidayat, Firman Ismail, Guswirman, Idran Wakidi, Imam Teguh, Irpan Siswendari, Ivan Saputra, Jon Wahid, Kamal Guci, Layli Kurniawanti, Lia Handayani, Muhammad Ridwan, serta Minda Sari.
Selanjutnya ada Miswar, Rara Almada Mutiara, Rendy Nj, Robi Erman, Wahyu Kurniawan, Yazid, Yuli Hendra Multi Albar, dan Zoel Manix.
Pameran ini juga bermaterikan dua buah karya seni instalasi dari Komunitas Seni Belanak dan Erlangga and Friends. (*)