Padang (ANTARA) - Kota Padang, Sumatera Barat menjadi salah satu daerah percontohan untuk Program Sanitation Infrastructure and Institutional Support Program (SIIP) Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Sumatera Barat, Maria Doeni Isa, di Padang, Jumat, mengatakan Kota Padang menjadi percontohan penerapan program tersebut bersama Kota Cirebon, Banda Aceh, dan Kabupaten Gorontalo.
"Program ini akan memperkuat sistem sanitasi di Kota Padang serta memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terancang, terpelihara dengan kelembagaan yang kuat," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan air limbah domestik ini menjadi prioritas nasional karena apabila tidak dikelola secara optimal, nantinya bisa berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan masyarakat.
"Setiap daerah yang menjadi pilot project, nantinya akan didampingi oleh fasilitator dari tim khusus. Harapannya hasil kolaborasi ini bisa menjadi percontohan bagi daerah lain," katanya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Andree Algamar mengatakan Pemkot Padang berkomitmen mewujudkan sanitasi aman, salah satunya dengan segera membangun dan membentuk lembaga pengelola IPLT.
Ia menyebut saat ini demi mendukung pencapaian target sanitasi aman bagi masyarakat, Kota Padang telah membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) individu sebanyak 3.735 unit sejak tahun 2020 sampai tahun 2024 yang pembiayaannya bersumber dari APBD, APBN, DAK, dan hibah.
Kota Padang juga telah memiliki IPLT di Kecamatan Nanggalo yang dibangun tahun 1994, dengan kapasitas desain sebesar 81,6 meter kubik per hari.
Pihaknya juga telah merencanakan pembangunan IPLT yang akan dikerjakan pada 2025. Pengerjaannya berasal dari dana DAK sebesar Rp15 miliar. Selain itu, Pemkot Padang juga akan membentuk kelembagaan IPLT yang kuat.
Ia mengakui Pemkot Padang dalam pelaksanaan layanan sanitasi aman masih menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya pemahaman masyarakat tentang sanitasi aman masih terbatas.
"Menurut masyarakat jika tangki septik belum penuh maka tidak perlu dilakukan penyedotan satu kali dalam tiga tahun. Kondisi IPLT Kota Padang yang belum berfungsi secara optimal juga karena belum adanya regulasi yang kuat dan jelas dalam hal penegakan hukum dan pengenaan sanksi bagi para pelaku yang membuang lumpur tinja ke sungai atau selokan," ucapnya.
Pemkot Padang berharap dengan program SIIP ini, Kota Padang mendapatkan skema pendekatan yang efektif dalam pengelolaan dan pelayanan air limbah domestik, khususnya dalam peningkatan kualitas perencanaan, penguatan kelembagaan, dan optimalisasi sarana dan prasarana yang telah terbangun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Padang jadi percontohan Program SIIP kemitraan Indonesia-Australia
Berita Terkait
Pj Wali Kota : Jangan percaya bantuan oknum dalam seleksi PPPK
Kamis, 3 Oktober 2024 9:08 Wib
Wako Bukittinggi upayakan dana pusat untuk bangun TPST
Selasa, 1 Oktober 2024 15:56 Wib
Pemkot Bukittinggi harap DBH 2023 segera dibayarkan
Selasa, 1 Oktober 2024 15:54 Wib
SMAN 4 Padang raih Piala Wali Kota Yogyakarta
Minggu, 29 September 2024 23:49 Wib
4.835 pelamar CPNS Pariaman bakal ikuti SKD
Minggu, 29 September 2024 17:25 Wib
Wali Nagari konfirmasi 11 korban meninggal akibat longsor tambang emas
Sabtu, 28 September 2024 5:33 Wib
Pemkot Bukittinggi minta Pemprov Sumbar percepat penyaluran Dana Bagi Hasil 2023
Jumat, 27 September 2024 16:17 Wib
BPK RI berikan saran laporan keuangan ke Pemkot Bukittinggi
Jumat, 27 September 2024 15:06 Wib