Unand: Kedaireka bantu jembatani akademisi dengan dunia industri

id Kedaireka, universitas Andalas ,Tinta pemilu Unand,Padang

Unand: Kedaireka bantu jembatani akademisi dengan dunia industri

Petugas KPPS di Kabupaten Asmat, Papua Selatan memegang tinta Pemilu hasil karya Universitas Andalas yang digunakan pada Pemilu 14 Februari 2024 di Kabupaten Asmat. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Padang (ANTARA) - Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar), Muhammad Makky mengatakan Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka Kampus Merdeka atau Kedaireka turut membantu menjembatani antara akademisi dengan pengembangan sektor industri Tanah Air.

"Keberadaan Kedaireka ini menjadi langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan inovasi yang berkelanjutan, relevan, dan berdampak positif bagi masyarakat," kata Muhammad Makky di Padang, Jumat.

Unand, kata dia, telah menyosialisasikan Kedaireka dan dana padanan bagi perguruan tinggi di kampus tersebut. Hal itu menjadi langkah krusial dalam memberikan pemahaman kepada insan perguruan tinggi mengenai peluang serta manfaat yang dapat diraih.

Ekosistem tersebut memungkinkan dosen maupun tenaga kependidikan di masing-masing universitas untuk mengkomersialkan dan melakukan hilirisasi teknologi maupun hal lainnya yang telah dibuat.

"Universitas Andalas berhasil mendapatkan paten dan paten sederhana terbanyak di Indonesia secara berturut-turut," kata dia.

Makky mengatakan beberapa kegiatan Kedaireka yang telah dilakukan perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut ialah komersialisasi bahan baku katekin tinta untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Keberhasilan tersebut juga berangkat dari kolaborasi bersama dunia industri.

Makky menyampaikan pengolahan bahan baku gambir menjadi tinta pemilu berdampak langsung bagi kesejahteraan petani gambir di Ranah Minang, terutama di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sebab, petani gambir mendapatkan kenaikan harga hingga Rp75 ribu per kilogram.

"Selain itu dari aspek alat kesehatan tercatat 21 alat kesehatan dalam bentuk rapid test PCR serta sudah tampil dalam elektronik katalog," sebut dia.

Pihaknya mengajak seluruh perguruan tinggi di Tanah Air juga mengomersialkan teknologi yang mungkin saat ini baru pada tahap publikasi namun berpotensi untuk meningkatkan income generating bagi universitas maupun dosen.

"Ini akan menjadi motivasi yang baik bagi peneliti dan tenaga kependidikan perguruan tinggi se-Sumatera, khususnya Sumatra Barat, sehingga bisa berkontribusi langsung untuk kesejahteraan universitas dan peneliti," ucapnya.

Sementara itu Direktur PMO Ekosistem Kedaireka Matrissya Hermita mengatakan Program Reka Talks dapat menginspirasi akademisi untuk berkolaborasi dan berinovasi melalui platform Kedaireka guna kemajuan industri dalam negeri.

"Kami berharap Kedaireka mendorong lahirnya kolaborasi inovatif yang lebih besar antara dunia akademis dan industri serta memberikan dampak positif bagi masyarakat," ujarnya.