Lubukbasung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menggunakan satu unit drone untuk mencari keberadaan balita lima tahun yang terseret arus sungai tambuo di Jorong Pasa, Nagari atau Desa Batu Kambing, Kecamatan Ampek Nagari, Kamis (8/8).
"Satu unit drone itu kita gunakan untuk mencari keberadaan menggunakan drone melalui udara dan tidak ada tanda-tanda keberadaan korban," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Ichwan Pratama Danda di Lubuk Basung, Kamis.
Ia mengatakan Tim Gabungan Pemkab Agam berasal dari BPBD Agam, Satpol PP Damkar, PMI, TNI, Polri, Basarnas, pemerintah kecamatan, pemerintah nagari dan masyarakat belum menemukan korban atas nama Fatin (5), tiga hari proses pencarian semenjak Selasa (6/8).
Pencarian dibagi empat tim kecil. Tim pertama menggunakan drone, tim dua melakukan penyisiran dengan rafting dari Lubuk Ngungun sampai bawah.
Setelah itu penyisiran dengan menggunakan dua perahu dan penyisiran tepi sungai kiri kanan dari Lubuk Ngungun ke bendungan.
"Pencarian pada hari ketiga dihentikan dan dilanjutkan pada Jumat (9/8) pagi," katanya.
Ia mengatakan satu keluarga di Padang Alai, Jorong Kampuang Malayu, Nagari atau Desa Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari terseret arus sungai, Selasa (6/8) sekitar pukul 17.30 WIB.
Korban terseret arus sungai tambuo di Jorong Pasa, Nagari atau Desa Batu Kambing, Kecamatan Ampek Nagari saat sepeda motor ayahnya atas nama Eri Marianto (36) melewati jembatan di daerah itu.
Tiba-tiba air sungai besar dan terbawa arus yang meluap setelah curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu, Selasa (6/8) sore.
Akibatnya, ibu korban atas nama Reni Andayani (32) dan Fatin terseret arus sungai tersebut.
Reni sudah ditemukan sekitar 20 meter dari jembatan dalam keadaan selamat.
"Reni selamat dan ayah korban tidak hanyut. Ayahnya mencoba mencari korban," katanya.