Unand datangkan 70 mahasiswa asing untuk wujudkan kampus kelas dunia

id universitas andalas,kampus kelas dunia,unand wcu,mahasiswa asing unand,Padang

Unand datangkan 70 mahasiswa asing untuk wujudkan kampus kelas dunia

Rektor Universitas Andalas (Unand) Efa Yonnedi saat diwawancarai terkait penerimaan mahasiswa asing pada tahun ajaran 2024-2025 di Padang. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat mendatangkan 70 mahasiswa asing dari berbagai negara pada tahun akademik 2024-2025 sebagai salah satu upaya perguruan tinggi negeri itu mewujudkan kampus kelas dunia atau world class university (WCU).

"Tahun ini Unand menerima 70 mahasiswa asing dari berbagai negara, dan jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Selasa.

Eks konsultan Bank Dunia itu mengatakan mahasiswa asing tersebut datang dari negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, Laos, Kamboja, Afganistan hingga Madagaskar. Pada tahun ini Unand juga berhasil mendapatkan perwakilan mahasiswa asing di setiap program studi strata 1 kampus itu.

Sebab, kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 7 September 1955 tersebut memiliki program yang menempatkan minimal satu mahasiswa asing di setiap program studi. Bahkan, Unand juga menyiapkan sejumlah beasiswa kepada mahasiswa asing yang kuliah di kampus itu.

Efa mengatakan setelah mahasiswa asing tersebut menamatkan pendidikan di Unand, maka mereka diharapkan menjadi duta atau agen pendidikan tinggi di negara asalnya termasuk mempromosikan Unand.

"Jadi, mahasiswa asing ini bisa mempromosikan Unand kepada keluarga, teman dan masyarakat luas di tempat asalnya bahwa Unand juga berdaya saing di tingkat global," kata dia.

Ia berharap lewat upaya tersebut rekognisi atau pengakuan dunia internasional terhadap perguruan tinggi negeri itu semakin kuat, dan mendorong percepatan upaya Unand menuju kampus kelas dunia.

Selain mendatangkan mahasiswa asing kampus itu juga bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi lain yang masuk dalam daftar top 50 dunia. Kebijakan tersebut misalnya pertukaran dosen dan mahasiswa, riset dan lain sebagainya.