Bukittinggi (ANTARA) - Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosfer Watch (GAW) Bukit Kototabang, Sumatera Barat menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) 2024 yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman iklim kepada masyarakat.
"SLI Tematik Perubahan Iklim dan Kualitas Udara menjadi kegiatan literasi dan desiminasi untuk meningkatkan pemahaman terkait iklim, perubahan iklim dan kualitas udaraerah," kata Kepala Stasiun GAW Koto Tabang, Sugeng Nugroho, Kamis (1/8).
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Bupati Agam Andri Warman itu diikuti 50 orang peserta yang terdiri dari kalangan petani, pendidik, tokoh adat dan perangkat pemerintahan daerah di sekitar Bukit Koto Tabang, Kecamatan Palupuah.
SLI diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada stakeholder lintas sektoral mengenai tupoksi dan arti pentingnya keberadaan Stasiun GAW Bukit Kototabang untuk monitoring indikator-indikator perubahan iklim dan kualitas udara.
"Semua indikator itu dijadikan sebagai referensi tindakan mitigasi, adaptasi dan aksi iklim di Sumater Barat. SLI diharapkan memberi manfaat untuk meningkatkan sinergisitas antara Stasiun GAW Bukit Kototabang dengan masyarakat. Edukasi dan informasi terpenting," kata Sugeng.
Menurutnya, kegiatan SLI juga bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan hutan di kawasan Bukit Kototabang dan sekitarnya.
"Bagaimana kita semua untuk ikut menjaga keberlanjutan keberadaan Stasiun GAW Bukit Kototabang, 20 tahun, 50 tahun bahkan 100 tahun lagi," kata Sugeng.
Perwakilan Deputi Klimatologi BMKG, Siswanto menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Agam yang mendukung kegiatan SLI terus dilanjutkan.
"Saat ini perubahan iklim tidak hanya berdampak secara global tapi juga lokal. Dampak dirasakan seperti musibah banjir bandang beberapa waktu lalu di Agam," kata Siswanto.
"Saat masyarakat juga ikut terlibat di dalam program pemerintah, itu akan mengurangi dampak bencana alam. Kita berharap zero victim saat dampak itu terjadi dan juga memperbaiki lingkungan," kata Siswanto menambahkan.
Sementara itu Bupati Agam, Andri Warman menyatakan dukungannya dengan Program SLI yang dilakukan Stasiun GAW Kototabang.
"Harus kami dukung. Pemda Agam berbangga karena salah satu GAW ada di Agam. Kami support dan bantu agar di lokasi ini tercapai ramah lingkungan. Masyarakat perlu diberikan materi dan edukasi seperti bagaimana pembakaran lahan dan sampah di sekitar stasiun pemantau itu dapat mengganggu pengukukuran atmosfer serta materi lainnya tentu saja," kata Bupati.
Berita Terkait
TOWER GRK setinggi 100 meter diresmikan di Bukit Kototabang
Selasa, 21 Maret 2023 15:07 Wib
BMKG resmikan tower GRK di Hari Meteorologi Dunia ke-73
Senin, 20 Maret 2023 16:20 Wib
BMKG gelar SLI untuk mudahkan penyebaran informasi kualitas udara
Selasa, 3 Maret 2020 19:53 Wib
Hujan dan pergerakan angin, kualitas udara di Sumbar kembali membaik
Kamis, 17 Oktober 2019 18:52 Wib
Kabut asap kian pekat selimuti Padang, udara mulai tak baik untuk anak-anak
Rabu, 16 Oktober 2019 10:21 Wib
BMKG: Kualitas udara Sumbar kembali ke level baik setelah hujan malam hari
Rabu, 25 September 2019 10:32 Wib