Lubukbasung (ANTARA) - Satu individu bunga rafflesia jenis Tuan-mudae mekar sempurna pada hari kedua di kawasan Cagar Alam Maninjau Jorong Marambuang, Nagari atau Desa Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Dania Sintia di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan bunga rafflesia Tuan-mudae itu memiliki diameter 83,7 centimeter.
"Ini bunga rafflesia mekar pada hari kedua dan beberapa hari kedepan sudah layu atau membusuk. Bunga ini mekar diketahui saat Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin bentukan BKSDA sedang melakukan patroli kawasan akhir Juni 2024," katanya.
Ia mengatakan lokasi tumbuh bunga itu berjarak sekitar satu kilometer dari mobil pakir.
Di lokasi ini pernah mekar bunga rafflesia jenis yang sama dengan diameter 111 centimeter pada 2020.
"Ini bunga dengan diameter terbesar di dunia yang pernah tercatat dan terdokumentasikan," katanya.
Spesies rafflesia tuan-mudae ini hampir mirip dengan rafflesia arnoldii. Perbedaan yang mencolok ada pada morfologi atau fisik, antara jenis rafflesia Tuan-mudae di Cagar Alam Maninjau dengan rafflesia arnoldi.
Perbedaan terlihat pada warna kelopak (perigon), rafflesia arnoldii lebih ke oranye sedangkan spesies tuan-mudae ke arah merah maron.
Lalu, perbedaannya juga dapat dilihat dari pola putih atau bercak pada kelopak. Arnoldi bercaknya ganda (besar dan kecil), sementara tuan-mudae tunggal.
Lebih lanjut, bercak pada arnoldi juga lebih besar dan jarak antara satu bercak dengan yang lainnya juga agak berjauhan jika dibandingkan dengan jenis tuan-mudae.
Ia menjelaskan di dunia, saat ini ada 31 jenis tumbuhan rafflesia. Dari 31 jenis, 15 jenis ada di Indonesia dan 11 jenis di antaranya berada di pulau Sumatera. Rafflesia tuan-mudae pertama kali ditemukan di Serawak, Malaysia.
Bunga ini hanya mekar dalam jangka waktu 7-10 hari, setelah itu akan layu dan membusuk.
Bunga rafflesia merupakan jenis tumbuhan yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, sehingga keberadaannya terus dipantau dan dijaga untuk tetap lestari.
Sementara Ketua Pagari Baringin Naswir menambahkan knop bunga itu ditemukan saat Pagari Baringin sedang melakukan patroli kawasan.
"Kami menemukan dua knop bunga rafflesia Tuan-mudae dengan jarak sekitar lima meter di lokasi tersebut dan melaporkan ke Resort Konservasi Wilayah II Maninjau," katanya.
Ia menambahkan Pagari Baringin melarang warga ke lokasi agar tidak mengganggu proses mekar bunga langka itu.
Setelah itu memasang tali rafia di sekitar bunga untuk melindungi bunga ini.
Ket foto
Pengendali Ekosistem Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Dania Sintia sedang mengukur bunga rafflesia Tuan-mudae. Dok Antara/Yusrizal